BERITA.NEWS, Sinjai – Pesta Adat Mappogau Sihanua kembali digelar di Kawasan Adat Karampuang, Desa Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, sebagai tradisi tahunan yang sarat dengan nilai sejarah, budaya, dan spiritual.
Kegiatan adat tersebut berlangsung sejak 19 Oktober hingga 28 Oktober 2025 dengan berbagai prosesi sakral sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta dan pelestarian warisan leluhur masyarakat Karampuang.
Rangkaian ritual telah dimulai dengan Mabbahang atau musyawarah adat sebagai pembuka kegiatan pada Minggu (19/10/2025).
Selanjutnya pada Senin (20/10), dilaksanakan Mappatoa yang merupakan ritual permohonan izin dan restu adat kepada pemerintah setempat sebagai tanda dimulainya pelaksanaan pesta adat.
Pada 24 hingga 26 Oktober 2025, warga melaksanakan Mappaota dan Mabbaja-baja berupa pembersihan kawasan adat untuk penyucian sebelum puncak acara.
Puncak prosesi adat dijadwalkan berlangsung pada Senin (27/10) dengan Menre Ri Bulu, disusul Lomba Kuliner Kue Tradisional yang melibatkan ibu-ibu PKK tingkat dusun sebagai bentuk pelestarian kuliner lokal.
Adapun ritual Mabbali Sumange atau Massulo Beppa, yaitu tradisi pengumpulan kue sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur, akan digelar pada Selasa (28/10/2025).
Seluruh rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan Malling atau pantangan, di mana warga di kawasan adat dilarang memotong hewan selama tujuh hari, sementara di luar kawasan selama lima hari, serta hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan tanpa darah sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sinjai, Tamzil Binawan, menyampaikan bahwa Mappogau Sihanua merupakan ikon budaya yang harus terus dilestarikan.
“Kegiatan ini memperkuat identitas masyarakat Sinjai dan menjadi daya tarik wisata yang menarik pengunjung dari luar daerah,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tradisi ini juga berperan sebagai sarana edukasi untuk generasi muda serta memperkokoh solidaritas sosial.
Sebelumnya, Bupati Sinjai Hj. Ratnawati Arif menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal yang menjadi jati diri masyarakat.
“Tradisi ini bukan hanya warisan budaya, tetapi juga potensi wisata yang dapat memperkenalkan Sinjai ke kancah lebih luas,” bebernya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, puncak Pesta Adat Mappogau Sihanua diperkirakan dipadati pengunjung, baik dari dalam maupun luar daerah.
Sejumlah pejabat termasuk Bupati dan Wakil Bupati Sinjai, Forkopimda, Pimpinan BUMN dan BUMD, Disparbud Sulsel, Permaisuri Raja Gowa ke-38, tokoh masyarakat, serta budayawan dijadwalkan akan hadir untuk menyaksikan prosesi adat penuh nilai sakral tersebut. (ADV)


Comment