BERITA.NEWS, Bantaeng – Sebanyak 3.565 kepala keluarga di Kabupaten Bantaeng mulai mendapatkan bantuan sosial sembako.
Bansos sembako ini diberikan kepada mereka yang terdampak wabah virus Corona yang selama ini sangat meresahkan warga.
Hal ini dilakukan oleh pemkab mengingat adanya imbauan kepada masyarakat untuk sementara ini tetap berada di rumah saja demi menghindari penyebaran virus corona.
Keharusan masyarakat berada di rumah saja membuat banyak di antara mereka mengalami dampak ekonomi dikarenakan aktivitas keseharian dalam mencari pendapatan berkurang. Bahkan ada yang sampai terhenti sama sekali.
Namun sangat disayangkan ternyata dalam pembagian bansos ini dianggap kurang tepat sasaran dikarenakan data yang digunakan oleh Dinas Sosial tersebut menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang pendataannya dilakukan di akhir tahun 2019 lalu.
Padahal seharusnya pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial dalam menetapkan penerima bansos berupa sembako untuk yang terdampak virus corona ini melakukan pendataan baru di lapangan untuk mengetahui dan menetapkan warga yang betul-betul terdampak wabah covid-19 ini.
Kepala Kelurahan Karatuang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Ahmad Amiruddin mengatakan kalau dirinya sempat melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Sosial dengan menyodorkan data warganya yang terdampak virus corona ini.
“Saya sempat sodorkan datanya ke dinas Sosial data warga yang terdampak namun tidak diakomodir,” ucapnya, Jumat (17/4/2020).
Menurutnya, hal itu dilakukan dengan alasan bahwa data yang akan dipakai itu harus bedasar di DTKS.
Padahal, menurutnya sebelumnya telah dilakukan pertemuan untuk dilakukan pendataan kepada warga yang terkena dampak corona pada hari Senin 13 April 2020 lalu pada saat dilaksanakannya pertemuan di ruang pola kantor bupati.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng, Syamsir menyampaikan kalau data yang digunakan dalam pembagian bantuan sosial berupa sembako ini adalah yang ada dalam DTKS.
“Jadi kami mengacu pada DTKS yang sudah tertuang dalam SK Kementrian Sosial,” tuturnya.
Sedangkan yang ada dalam DTKS itu adalah hasil musyawarah yang telah dilakukan oleh pemerintah desa dan kelurahan.
“Kami hanya menerima data dari hasil musyawarah desa dan kelurahan yang kemudian kami kirimkan ke Kementrian Sosial untuk dibuatkan SK,” jelasnya.
Menurutnya, ada sebanyak 24.218 kepala keluarga penerima manfaat yang terdata dalam DTKS.
“24.218 ini adalah yang ada dalam DTKS, sedangkan ada 10.512 kepala keluarga yang sudah tidak layak lagi menerima pembagian sembako ini dikarenakan sudah terdaftar sebagai penerima Program keluarga Harapan dan penerima bantuan serupa,” ungkapnya.
Jumlah yang akan menerima bantuan sosial sembako karena terdampak corona ini tersisa hanya 15.210 kepala keluarga.
“Jumlah inilah yang kami verifikasi yang mana betul-betul terdampak, yang menghasilkan 3.565 kepala keluarga ” ucaonya
Syamsir menuturkan kalau penyaringan ini dilakukan agar bantuan yang akan diberikan ke masyarakat ini tidak tindih atau double.
Pemkab juga rencananya akan mengatur kembali sisanya yang belum menerima bansos sembako ini dan semua yang menyangkut bansos untuk yang terdampak wabah virus Corona ini diarahkan ke DTKS yang telah di buatkan SK oleh pusat.
. Saharuddin


Comment