OPINI! Pendidikan: Oase Menuju Kecakapan Berpikir

pemuda-selatan

Muh Aswar Akbar. (Foto: Ist)

BERITA.NEWS – Mengawali Sebuah proses Pendidikan dari usia sejak dini itu suatu Anugrah bagi diri sendiri. Sebab bagi saya pendidikan itu sangat penting, Pendidikan itu sangat berharga, Pendidikan itu sangat mahal.

Alasannya, karena dengan pendidikan yang kita miliki hari ini semua aktivitas kita saat ini terasa mudah untuk di jalankan, olehnya itu, ilmu begitu sangat penting untuk di cari dan di gali.

Itu adalah bagian untuk memantaskan diri sebagai manusia yang punya akal untuk selalu berpikir baik dan bertindak baik. Waktu yang telah berlalu itu akan berlalu, sisa bagaimana diri kita ini sekiranya selalu merefleksikan ilmu itu apakah sudah sesuai dengan implementasi dalam kehidupan sehari hari.

Hidup adalah perubahan, lambat laun ataupun cepat kilat perjalanan diri ini berjalan pasti akan mengalami perubahan, buah hasil dari perjalanan yang dilakukan itu tidak lain dan tidak bukan adalah representasi ilmu yang di miliki.

Proses dari waktu ke waktu adalah pelajaran yang tentunya harus juga di pelajari sebagai upaya untuk memperbaiki segala kekurangan yang berlalu, memahami sebuah kondisi adalah suatu yang penting untuk selalu di refleksikan dalam catatan perjalanan.

Sudahkah diri ini bermanfaat untuk orang lain atau banyak orang atau belum?

Sebuah catatan yang paling fundamental untuk terus diikhtiarkan sebagai bentuk manusia yang punya kodrat dengan Tuhannya atas apa yang menjadi perintahnya di kehidupan dunia ini.

Sebuah zaman yang hari kian menunjukan tantangannya yang semakin kompleks dan semakin sukar, tugas generasi muda hari ini tidaklah begitu ringan dan mudah.

Generasi muda hari ini harus berbenah, harus mengambil bagian dan peran dalam mengisi pos-pos strategis sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab moral, kontribusi apa yang bisa ditawarkan dan kerjakan.

Ruang-ruang memantaskan diri tidak hanya sebatas wacana belaka tetapi ini sekiranya instrumen awal untuk terus melakukan yang terbaik.

Banyak cara sebagai seorang manusia yang dianugrahi akal dan sebagai generasi muda tentunya tidak boleh patah dan meratapi permasalahan yang terjadi, tetapi sebisa dan semaksimalnya peran strategis harus tersampaikan dan di laksanakan.

Sebagai langkah awal, saya mencoba ingin merapikan kembali konsep pendidikan, sosial, budaya dan agama.

Ini merupakan permasalahan yang paling mendasar yang sering menggerogoti dan menakuti bangsa ini, sehingga kedepannya secara konsep ingin mencoba mengadaptifkan dengan data dan digital yang ada untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah yang sering terjadi.

Gagasan berkemajuan Sesuai dengan kebutuhan zaman, sedangkan secara sosial kultur kasih sayang terhadap sesama sekiranya tidak boleh hilang juga dalam diri ini, merawat tali silaturahim adalah sebuah nikmat yang begitu besar untuk selalu menjaga keutuhan suatu bangsa dan negara, jangan sampai retak dan rapuh.

Jika ini terjadi maka keharmonisan sesama masyarakat akan retak, bersatu adalah adalah payung utama dan saling kerja sama merupakan pijakan awal akan mencapai harapan dan cita cita dari impian yang di inginkan.

Pendidikan lagi-lagi bukanlah hal yang asing bagi masyarakat pada umumnya, sebab tanpa adanya pendidikan yang kita lakoni maka perubahan itu akan kurang, sebab berawal dari pendidikan yang di ajarkan, dibaca dan dituliskan.

Itu sekiranya juga potret utama untuk memajukan kembali dan menstabilkan kembali dunia pendidikan, sudah banyak permasalahan yang muncul mulai dari tendensi dan diskriminasi yang terjadi dalam konteks pendidikan.

Misalnya saja, persoalan guru honorer yang terkadang belum mendapatkan haknya sepenuhnya, seiring maraknya juga manipulasi data dan lain lain, dan salah satu satu jembatan awal atau alternatif yang coba saya tawarkan bagaimana kembali menguatkan komitmen kebijakan yang telah di sepakati.

Survey persoalan sosial yang sering berkecamuk juga dalam pembahasan tiap harinya, saling bertemu sapa, saling menyapa dan saling berinteraksi itu tidak bisa lagi dinafikkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Banyaknya masalah yang terjadi hingga interaksi dan saling bertemu sapa itu sudah mulai luntur dalam kultur sebagian masyarakat pada umumnya, interaksi dan komunikasi ini sudah semestinya terkoneksi dengan baik sesama masyarakat.

Sebab tanpa adanya interaksi dan komunikasi yang terjalin akan menimbulkan gejala sosial yang dapat menyebabkan kecemburuan sosial.

Menjaga kesopanan tutur kata dan etika yang baik itu semestinya harus di sadari sejak awal sehingga hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat itu terjadi.

Pendidikan keagamaan harus terus di galakkan sebagai upaya menjaga keamanan dan keharmonisan dalam bermasyarakat.

Budaya adalah salah satu corak utama dalam berbangsa dan bernegara, kearifan lokal budaya itu semestinya terus di budayakan, akan tetapi ketika kita menilik hari ini kembali masalah yang sama pada dimensi kebudayaan kearifan lokal itu sudah tergerus oleh zaman.

Masa-masa modern ini terkadang sudah melupakan budaya, dulu sangat dijaga dan dilestarikan, akan tetapi masa yang sudah berbeda membuat kebudayaan yang terjadi dimasa lampau itu sudah berkurang.

Dengan hal ini kehidupan sosial dalam konteks kebudayaan itu juga mengalami kontradiksi yang mendalam, maka untuk melestarikan kembali kebudayaan lokal itu dengan melakukan kunjungan-kunjungan budaya yang bertujuan menggali kembali bagaimana kebudayaan yang sebenarnya dalam bangsa indonesia ini.

Sabang sampai merauke itu terbentang sangat panjang dengan banyaknya budaya yang ada, mari melestarikan kembali budaya yang tampak pudar dengan menjaga dan mempertahan kearifan lokal budaya yang ada pada bangsa dan negara indonesia.

Sebab jikalau bukan hari ini memulai hal tersebut maka saya pikir budaya budaya tersebut akan tenggelam oleh zaman.

Segala upaya telah diikhtiarkan untuk menjaga bangsa dan negara ini dari ancaman-ancaman yang ada, masalah yang sering terjadi itu memberikan perubahan yang lebih baik lagi juga kedepannya untuk bangsa Indonesia ini.

Banyak meramu dan memulai mengaktualisasikan ide dan gagasan sehingga masalah-masalah yang sering terjadi itu bisa disikapi secara bijak dan diselesaikan secara khidmat.

Konsekuensi pasti adalah ketika mengambil dan memutuskan sikap, tetapi lagi-lagi ini adalah untuk perubahan dan perbaikan maka seikhlasnya dijalankan dan di selesaikan.

Semua berawal dari cara berpikir dan proses yang dijalani sehingga lahir terobosan baru untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia kedepannya, peran partisipatif dan gotong-royong memanglah sebuah terjemahan yang paling pas untuk menyelesaikan juga permasalah dan konteks bernegara.

Indonesia hari ini memiliki beragam khas dinamika. Dengan adanya dinamika di setiap daerah ini membuat kita percaya dan yakin bahwa Indonesia kedepannya akan mengalami kemajuan yang signifikan dari segala sektor, terutama berawal dari sektor pendidikan yang kemudian menjadi terma perubahan dan kemajuan itu terjadi.

Era digitalisasi sekarang kita tidak boleh sempit dalam mengadopsi ilmu-ilmu baru sebab perkembangan zaman mendasar pada sektor teknologi dengan kecanggihannya.

Tentu sudah banyaknya rumusan yang coba ditawarkan untuk kemajuan bangsa, ini harus diawali oleh pemuda atau generasi muda hari ini harus berani mengambil bagian untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Tentu tidak bisa di pungkiri bahwa anak muda harus mengambil peran agar upaya untuk menjaga marwah bangsa ini harus segera kembali di sterilkan.

Nah ini adalah salah satu indikator bagaimana masalah atau problem problem yang sering muncul itu bisa di atasi dengan ide-ide yang baik, dan yang akan pula memberi dampak yang baik bangsa Indonesia kedepannya.

Kualitas suatu negara bisa dilihat dari kualitas bangsanya, pemuda memiliki peran yang besar bagi perubahan-perubahan sosial di lingkungannya dan sering disebut bahwa pemuda adalah Agen of Change (Agen perubahan).

Sebagai agen perubahan. Dengan sikap kritis dan semangatnya, mereka memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan menyadarkan masyarakat untuk melakukan suatu gerakan perubahan sosial.

Misalnya dengan memperjuangkan aspirasi masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan dan lainnya, karena seringkali nya banyak kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu terkadang tidak sesuai apa yang di harapkan oleh masyarakat.

Tentu pemuda adalah garda terdepan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat yang tertindas.

Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, agama, budaya, dan bahasa sangat membutuhkan upaya untuk membangun kebhinekaan dan persatuan nasional.

Hal ini tidak mudah di lakukan, mengingat adanya perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat. Namun peran generasi muda dapat menjadi kunci penting dalam membangun kebhinekaan dan persatuan nasional.

Generasi muda memiliki banyak peran dengan semangat yang membara, sisa bagaimana diterjemahkan setiap masalah yang terjadi.

Menikmati itu memang sangat mudah, tetapi untuk bergerak bekerja untuk perbaikan itu terkadang kita jumpai masih minim untuk bergerak, tetap katanya pemuda adalah garda yang terdepan ketika ada masalah yang terjadi karena dengan prinsip dan tanggung jawab yang dimiliki maka pantang seorang pemuda untuk mundur, tetap bagaimana kita sebagai seorang pemuda harus menyelesaikan masalah itu sesuai kemampuan dan potensi yang kita miliki.

Era teknologi sudah cepat kilat memberikan gambaran perubahan jika saat kita tidak mampu beradaptasi dengan teknologi yang ada maka kemungkinan besar ancaman akan semakin besar terhadap dunia pendidikan, sosial, budaya, kesehatan dan lainnya.

Perlu disikapi segera mungkin, supaya tidak menghambat juga kualitas SDM bangsa Indonesia, kita tau bahwa SDM dari beberapa sektor sudah menurun, karena tiap ancaman dan hantaman itu silih berganti.

Semoga ini menjadi bahan evaluasi bagi diri pribadi bahwasanya masih banyak yang perlu dibenahi untuk bangsa dan negara Indonesia kedepannya.

Bicara soal pendidikan itu seakan akan tidak ada habisnya jikalau untuk dikaji di uji, ditantang dan didiskusikan serta di implementasikan untuk mencari titik peta benar dari puncak ilmu yang otentik.

Demikian ini adalah salah satu cara paling ampuh untuk mengubah konsep berpikir yang tertata dan tersistematis yang dapat memperbaiki cara pandang manusia, yang dapat mengubah mindset berpikir manusia yang realistis bukan “Over Out It’s Just A Waste of The Time That Has Been Used”.

Cara sederhana, langkah yang adaptif menuju jalan berpikir yang produktif dan maju, pendidikan sebagai jalan ilmu yang konkrit itu diilhami oleh para pakar terkemuka oleh ulama yang bermutu dan tokoh.

Tak lupa founding father dunia telah mendalami dan mengajarkan begitu hal tentang bagaimana nasib dan perubahan di masa akan mendatang itu di dalami, di jemput sebagai hidayah agar bisa menambah wawasan dan cakrawala berpikir manusia yang lebih luwes dan dan komprehensif.

Tidak hanya didengar lalu kemudian hilang di telang zaman, akan tetapi pijakan awal itu kemudian sebagai rel di atas kereta menjadi tertata dan tidak statis.

Sebagai pijakan awal, sebagai loncatan awal untuk lebih menjurus banyak mengetahui ilmu pengetahuan maka penting kiranya manusia harus terus melakukan hal yang yang dapat memberi manfaat pada dirinya.

Memberikan suplai gizi pada dirinya agar tata cara berpikir yang mampu menjaga tutur kata, cara berkomunikasi dan kompromi yang baik itu bisa mengahasilkan suara yang teduh dan sikap bijak dengan melihat kondisi yang ada agar tidak ter rekap dengan akumulasi yang rendah diatas ilmu pengetahuan yang di miliki.

Dengan dengar komunikasi, interaksi, dan saling menyapa kita itu nyatanya kiranya itulah gambaran atas ilmu pengetahuan manusia yang dimilikinya dan sekiranya itu pulalah bentuk aktualisasi yang cakap secara faktual dalam pijakan yang berjalan diatas lingkungan yang di mana sudah mulai memberikan instrumen yang dianggap tidak mampu menkompromikan kesejukan dan keteduhan memutuskan dan berbicara yang tidak kondusif hingga pada akhirnya di sebut kurang cakap dan kurang akurat atas ilmu yang ada dalam diri manusia itu.

Rasa rasanya dunia pendidikan yang hari ini multi kompleks dengan segala hal-hal baru dan sistem yang baru itu akan menjadi bahan yang menyeret daya spirit manusia untuk terus membaca, meniti dan menggalinya sampai bakal tau.

Itulah salah satu bentuk retooling agar supaya makna daripada pendidikan itu betul betul bisa di improvisasikan dalam segala dimensi dan aspek perjalanan lika liku kehidupan ini, agar upaya upaya pencerdasan itu menjelma secara akurat sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan yang tidak hanya sebatas tau batas persepsi lalu tidak sesuai dengan kebiasaan hari harinya.

Proses mendesain, mengkonsep, dan proses mengelola dengan daya pikir yang instan kemungkinan kecil value yang di hasilkan akan lebih rendah juga, value yakni takaran nilai atas bagaimana nilai-nilai itu mestinya terus di tambah agar tidak hanya sekedar pencitraan di atas pengelihatan bagi manusia yang melihat hal itu dan pendengaran bagi yang mendengar akan hal itu.

Sebab tugas dan nilai-nilai selalu dianggap sebuah data yang valid dalam sebuah dokumen pendidikan padahal nyatanya masih banyak yang perlu dibenahi, masih banyak yang di perlu di evaluasi dan masih perlu sadar agar di sadari bahwa pentingnya kesadaran diri yang memberikan pandangan bahwa saya butuh satu buah saja tanpa menjatuhkan buah yang lain pada tumbuhan itu.

Hukum kausalitas atau sebab akibat ini sebuah hukum yang agak sukar dihindari dalam langkah-langkah perjalanan manusia, kehidupan yang penuh masalah dan dinamika dengan begitu sangat kompleks.

Tetapi masalah di kehidupan ini pulalah harus di selesaikan dengan kesabaran dan keteduhan yang paling teduh dengan ide-ide dan solusi yang harmonis agar tidak terjadi turbulensi umpan respon balik yang bunyinya “Kok alur berpikir dan cara pandang berbicaranya sangat logis tapi seperti fiksi, mari berpikir baik agar tidak terjadi kemutungan dalam dekapan ilmu.

 

Penulis: Muh Aswar Akbar

Disclaimer: Segala isi yang dalam tulisan Opini diatas adalah tanggungjawab sepenuhnya oleh si penulis.

Comment