Opini: Efisiensi Anggaran dan Dampaknya terhadap Perusahaan Media

syarifuddin

Syarifuddin, Jurnalis Berita.News

BERITA.NEWS — Di tengah arus perubahan yang cepat dalam lanskap industri media, efisiensi anggaran menjadi strategi yang tak terelakkan.

Tekanan ekonomi global, pergeseran pola konsumsi informasi masyarakat, serta perkembangan teknologi digital mendorong perusahaan media untuk meninjau kembali model bisnis mereka.

Efisiensi anggaran dipandang sebagai solusi untuk menjaga keberlanjutan usaha, tetapi juga menghadirkan dilema serius dalam menjaga kualitas konten jurnalistik.

Efisiensi dalam konteks ini bukan hanya sekadar pengurangan biaya operasional, tetapi juga mencakup optimalisasi sumber daya agar perusahaan dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat.

Perusahaan media yang mampu melakukan efisiensi anggaran dengan cerdas, misalnya melalui pemanfaatan teknologi digital untuk distribusi konten, dapat meningkatkan jangkauan audiens tanpa menambah beban biaya yang signifikan.

Ini menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan sekaligus adaptasi terhadap kebutuhan konsumen yang semakin digital native.

Menurut laporan Reuters Institute Digital News Report 2023, sekitar 72% konsumen berita global kini mengakses berita melalui perangkat digital, dengan 39% di antaranya mengandalkan media sosial sebagai sumber utama informasi.

Di sisi lain, pendapatan iklan tradisional media cetak mengalami penurunan lebih dari 50% dalam dekade terakhir.

Fakta ini menunjukkan urgensi bagi media untuk melakukan efisiensi dan transformasi digital agar tetap relevan dan berkelanjutan.

Namun, efisiensi anggaran juga bisa menjadi pedang bermata dua.

Ketika diterapkan secara ekstrem dan tanpa perencanaan matang, langkah efisiensi dapat berdampak negatif terhadap kualitas pemberitaan.

Baca Juga :  Konten Kreator Jangan Seenaknya Curi Konten Berita Jurnalis

Pemangkasan jumlah jurnalis, pengurangan liputan lapangan, dan terbatasnya pelatihan bagi awak redaksi dapat menurunkan integritas dan kedalaman laporan jurnalistik.

Di era disinformasi dan banjir informasi yang tidak terverifikasi, peran media sebagai penjaga kebenaran menjadi sangat penting.

Maka, penghematan yang mengorbankan kualitas bisa menjadi bumerang yang menggerus kepercayaan publik.

Selain itu, efisiensi anggaran juga berdampak pada kondisi kerja di dalam perusahaan media itu sendiri.

Beban kerja yang meningkat karena pengurangan staf, tekanan untuk tetap produktif dengan sumber daya terbatas, serta ketidakpastian karier dapat menurunkan motivasi dan etos kerja.

Dalam jangka panjang, hal ini akan berimbas pada performa organisasi secara keseluruhan.

Solusi ideal bukanlah memilih antara efisiensi atau kualitas, melainkan menemukan titik keseimbangan di antara keduanya.

Perusahaan media perlu melakukan transformasi strategis, bukan hanya pemangkasan.

Investasi pada teknologi, pelatihan jurnalis, kolaborasi antar media, serta diversifikasi sumber pendapatan adalah bentuk-bentuk efisiensi yang tidak mengorbankan misi jurnalistik.

Dengan pendekatan ini, efisiensi anggaran bukan hanya menyelamatkan bisnis, tetapi juga memperkuat posisi media sebagai pilar demokrasi.

Pada akhirnya, efisiensi anggaran harus diposisikan sebagai alat, bukan tujuan.

Alat untuk menciptakan perusahaan media yang tangguh, adaptif, dan tetap setia pada prinsip jurnalistik yang berkualitas dan berpihak pada kepentingan publik.

 

Oleh: Syarifuddin (Jurnalis Berita.News)

Comment