Tabu Terungkap: Dampak Lingkungan dan Alkohol pada Remaja

MAKASSAR – Mengonsumsi alkohol pada anak remaja merupakan isu yang sangat serius dan memiliki potensi bahaya yang besar terhadap masa depan mereka.

Masa remaja merupakan fase transisi dari kanak-kanak ke dewasa yang memiliki karakteristik dalam hal biologis, psikologis, dan sosial yang menjadi tonggak pembentukan identitas, perkembangan sosial, serta norma-norma moral perilaku. Dalam fase perkembangan yang krusial ini, otak remaja masih dalam tahap matang dan rentan terhadap efek merusak alkohol.

Di Indonesia pada tahun 2012 sebagian besar korban penyalahgunaan alkohol adalah remaja yang terbagi dalam kelompok umur 14 -16 tahun (47,7%) dan kelompok umur 17 – 20 tahun (51%). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Pada tahun 2022 jumlah orang yang mengkonsumsi alkohol yang berumur diatas 15 tahun berjumlah 0,33 Liter.

Badan Litbang Polri menunjukkan bahwa penggunaan narkotika dan miras di Indonesia sebagian besar dari kalangan pelajar, baik pelajar SMP maupun SMA. Sama halnya dengan kasus yang telah terjadi di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (6/01/2023).

Terdapat sebanyak 16 remaja SMP yang melakukan pesta miras. Hal ini diketahui karena adanya hasutan dari beberapa kawannya sehingga banyak yang terjerumus.

“Terdapat beberapa siswa yang sempat menolak, tapi akhirnya menuruti ide itu dan akhirnya
dengan mengumpulkan uang untuk membeli minuman keras,” ungkap salah satu saksi yang
membenarkan kejadian tersebut.

Dalam kejadian tersebut, diduga remaja SMP ini melakukan hal tersebut dengan berbagai
alasan: atas kemauan sendiri, terpaksa dan keinginan untuk mencoba.

Karena terjadinya hal seperti ini, pentingnya peran sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang komprehensif tentang bahaya alkohol, konsekuensi negatifnya dan dampaknya pada kesehatan dan kesejahteraan remaja.
Dampak dari kecanduan alkohol pada remaja sangat luas dan serius.

Secara fisik, konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan kerusakan organ internal, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta masalah kesehatan jangka panjang seperti gangguan hati, kerusakan otak, dan gangguan sistem saraf. Secara psikologis, kecanduan alkohol dapat menyebabkan gangguan suasana hati, depresi, kecemasan, dan masalah mental lainnya.

Remaja yang kecanduan alkohol juga berisiko tinggi mengalami penurunan prestasi akademik, masalah perilaku, konflik dalam hubungan sosial, dan keterlibatan dalam perilaku berisiko seperti
kekerasan atau kejahatan.

Betapa mirisnya, bukan? Melihat anak remaja yang seharusnya fokus menata masa depan,
namun justru terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Sebagai remaja, penting bagi kita untuk mengetahui lingkungan mana yang memberikan dampak positif bagi masa depan kita dan berupaya untuk tidak terjerumus ke dalam lingkungan yang merugikan.

Penulis: Nurul Mutiara Syahputri Sudirman
Mahasiswa: FKM Unhas

Comment