BERITA.NEWS, Gowa – Pemerintah Kabupaten Gowa dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa, bersama BPBD Provinsi Sulsel dan Japan International Coorporate Agency (JICA) menggelar Latihan Peringatan Dini dan Evakuasi Banjir Sungai Jeneberang yang berlangsung di Yayasan Arifah, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Rabu (22/1/2020).
Penetapan Lokasi ini mengingat Pangkabinanga merupakan titik banjir terparah saat bencana banjir satu tahun lalu hingga menimbulkan korban jiwa dan harta benda berharga lainnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, H Muchlis yang hadir dalam kegiatan ini mengaku sangat senang karena dari sekian banyak kabupaten/kota yang ada di Indonesia, Gowa menjadi kabupaten pertama yang dipilih oleh JICA.
“Tentu kami menyambut baik, pasalnya secara existing, Kabupaten Gowa memiliki kondisi biologis, geografis, demografis dan sosiografis yang masuk kategori rawan bencana maupun kondisi yang membahayakan manusia,” katanya.
Dengan adanya pelatihan hari ini, tentu diharapkan stakeholder terkait dan masyaramat lainnya mampu memahami langkah-langkah antisipatif apa saja yang harus kita kerjakan jika suatu hari terjadi hal yang serupa.
Selain kegiatan yang kita lakukan pada hari ini kerjasama pemerintah Kabupaten Gowa bersama Kementrian Pertanian juga akan melakukan penanaman secara serentak dibeberapa wilayah yang berpotensi terjadinya bencana.
Sementara JICA Expert on Conprehensive Disaster Risk Reduction, DR Naoto Tada menjelaskan bahwa Jepang dan Indonesia banyak kesamaan utamanya dalam status rawan bencana. Sehingga ia berkomitmen bekerjasama dengan pemerintah Indonesia melalui BNPB melakukan edukasi peringatan dini bencana.
Ia menyampaikan bahwa peristiwa 22 Januari 2019 lalu telah menunjukkan bahwa potensi bencana banjir yang dialami Kabupaten Gowa dengan titik besar di pesisir DAS Jeneberang telah memberikan pelajaran besar bagi pemerintah kabupaten untuk mengetahui solusi pencegahan dan penanganannya.
“Kegiatan ini pertama kali kami lakukan di Indonesia. Kita praktekkan penanganan kontigensi dengan berdasar bencana tahun 2019 lalu, dengan harapan jika ada bencana banjir jumlah korban dan kerugian material dapat kita tekan. Hal ini juga telah kami diterapkan di Jepang . Sehingga kita berharap di Indonesia juga melakukan solusi seperti ini,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Pemprov Sulsel, Muh Firda mengatakan bahwa Sulsel adalah daerah yang curah hujannya tinggi saat musim hujan. Padatnya lahan permukiman di Sulsel sehingga memberi andil berkurangnya daerah resapan air yang kemudian berpotensi menimbulkan kantong-kantong air dan membuat genangan.
“Pemprov sebagai perpanjangan tangan pusat akan selalu berupaya mengoptimalkan penanganan bencana dan siap memfasilitasi penanganan bencana,” tutur Muh Firda yang hadir mewakili Gubernur Sulsel.
Dirinya pun berharap dengan adanya latihan ini di Gowa. mampu beri edukasi kepada masyarakat Gowa yang tinggal di daerah DAS (daerah aliran sungai) agar bila bencana banjir terjadi jumlah korban jiwa bisa ditekan.
- Putri
Comment