BERITA.NEWS, Barru – Pemerintah Daerah Kabupaten Barru dan PLN Indonesia Power melakukan pertemuan, pasca melakukan kunjungan dan melihat secara langsung metode pengolahan sampah di KLungkung, Bali, sebulan lalu.
Pertemuan yang diikuti sejumlah perangkat daerah itu dipimpin Sekretaris Daerah Barru, Dr. Ir. Abustan M.Si, di ruang kerja Bupati Barru, Selasa (1/12/2020), kemarin sore.
Sekda Abustan dalam pertemuan itu mengusulkan dibentuknya tim khusus, yang nantinya akan berkoordinasi dengan pihak PLTU Bawasaloe. Kordinasi dimaksud terkait persiapan sarana, metode sosialisasi, menghimpun informasi, menerima limbah organik masyarakat, untuk kemudian diproses secara teknis menjadi pellet atau briket sebelum diterima oleh pihak PLTU Bawasaloe.
“Ya, kita punya potensi limbah terbuang begitu saja, semisal jerami, sekam, serbuk gergaji, bahkan ada kulit kemiri atau buangan kulit Nilam. Ini perlu pengujian teknis agar dapat bernilai manfaat sekaligus masalah lingkungan yang ada dapat diselesaikan,” kata Abustan.
Kadis Lingkungan Hidup Drs M. Taufik dan Kadis Pertanian Ir Ahmad, secara bergantian mengurai data tersedianya sebagian sarana prasarana pendukung di Dinas Lingkungan Hidup untuk mengelola limbah sampah, serta jumlah potensi limbah organik sesuai data Dinas Pertanian.
Sementara itu, tim dari PLN yang dipimpin oleh Manager PLN UPDK Tello Dimas Satria bersama PLN UIKL Sulawesi Gede Satya, dan Manager IP PLTU Bawasalo Ari Pribadi, menjelaskan harapan terbangunnya sinergitas dengan Pemda untuk implementasi pemanfaatan limbah menjadi biomassa.
“Ada plus minus bahan bakar alternatif, namun akan kami cek satu per satu sampelnya, untuk uji kadar kalor dan kadar airnya,” sebut Dimas Satria dari pihak Perusahaan Indonesia Power.
Dia berkomitmen akan melakukan pendampingan dan memberi support penuh ke semua kalangan yang ingin membuat limbah organik menjadi biomassa, melalui pemerintah daerah.
Perusahaan Indonesia Power ini, yang mengelola PLTU Bawasaloe menjelaskan secara teknis proyeksi penggunaan sampah, limbah, maupun sisa pertanian untuk dikelola menjadi energi terbarukan.
Apalagi, Kabupaten Barru memiliki sampah organik buangan sisa hasil pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan termasuk kerajinan. Menghimpun limbah ini, baik berupa jerami padi, sekam padi, kulit kemiri, tongkol jagung, serbuk gergaji, dan lainnya untuk diolah menjadi hasil produksi sampah berupa pellet dan briket.
Nantinya, limbah itu akan dihimpun dari masyarakat untuk kemudian diolah di instalasi yang ada di pusat pengolahan limbah sampah di Barru. Setelah dicacah kemudian dibuat menjadi pellet atau briket untuk dapat diterima sebagai hasil oleh PT PLN Indonesia Power.
– MAULANA KARIM


Comment