BERITA.NEWS, Makassar – Peringatan puncak Hari Aksara Internasional tingkat Nasional ke 54 tahun 2019 jadikan Makassar tuan rumah dengan tema “Ragam Budaya Lokal dan Literasi Masyarakat” di lapangan karebosi Makassar. Sabtu (7/9/2019).
Tujuan peringatan ini upaya memperkuat komitmen pemerintah dalam berantasan buta aksara di Indonesia, sebagai gerakan literasi nasional, mengingatkan kembali konsensus negara-negara dunia melakukan aksi nyata dalam memerangi kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan.
“8 September adalah hari yang ditetapkan UNESCO sebagai Hari Aksara Internasional yang hari ini kita peringati di Makassar,” kata Nurdin Abdullah.
Menurutnya, Sulsel juga punya ragam budaya lokal dan telah menjadi literasi masyarakat Bugis-Makassar. Sebuah nilai yang diajarkan secara turun-temurun orang tua untuk membentuk karakter.
“Satu nilai luhur yang lahir dari Sulawesi Selatan. Yaitu sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi yang memiliki arti saling memanusiakan, saling mengingatkan dan saling menghargai,” ucapnya dihadapan Mendikbud Muhajir Efendi.
Nurdin mengatakan dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, maka bisa menciptakan keharmonisan dan suasana yang kondusif di tengah-tengah masyarakat. Apalagi memasuki era teknologi saat ini.
“Inilah tantangan literasi pada abad 21 yang lebih dari kemampuan baca, tulis dan hitung. Literasi yang berdasar budaya luhur, saling menghargai menyebarkan kebaikan dan kritis menerima setiap informasi yang kita terima,” pungkasnya.
- KH
Comment