BERITA.NEWS, SINJAI – Kasus wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, terus meningkat.
Dalam tiga bulan pertama tahun 2025, sebanyak 2.201 ekor sapi milik warga dilaporkan terjangkit.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sinjai pun mengambil langkah cepat untuk menekan penyebaran penyakit ini.
Kepala DPKH Sinjai, Burhanuddin, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya, termasuk sosialisasi, vaksinasi massal, serta penyemprotan disinfektan. Namun, hasilnya masih belum optimal.
“Kami sudah turun melakukan berbagai langkah, tetapi penyebaran PMK masih terjadi,” ujarnya, Senin (17/3/2025).
Sebagai langkah antisipatif, DPKH mengimbau para peternak untuk tidak memasukkan ternak baru dari daerah wabah dan membatasi lalu lintas orang di sekitar kandang.
Peternak juga diminta tidak menjual ternak yang sakit dan memastikan hewan yang terinfeksi tetap berada di dalam kandang.
Burhanuddin menjelaskan bahwa virus PMK sangat mudah menular di antara hewan berkuku genap, seperti sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi.
Virus ini menyebar melalui udara, air liur, susu, urine, serta benda-benda yang terkontaminasi. Oleh karena itu, penyemprotan disinfektan secara rutin pada kandang, kendaraan, dan peralatan peternakan sangat dianjurkan.
Selain itu, peternak juga diminta meningkatkan imunitas ternak dengan memperbaiki mutu pakan dan memberikan terapi suportif, seperti vitamin dan mineral.
Jika ditemukan gejala PMK seperti lepuh di mulut dan kuku, demam, hipersalivasi, serta penurunan nafsu makan, peternak harus segera melaporkannya ke petugas peternakan setempat.
Burhanuddin menegaskan bahwa partisipasi peternak sangat penting dalam pengendalian PMK.
“Dengan mengikuti arahan petugas dan menunggu kedatangan vaksin dalam waktu dekat, kita bisa menekan penyebaran PMK di Sinjai,” pungkasnya.
Comment