BERITA.NEWS,Makassar- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Sulawesi Selatan (Sulsel) paparkan perkembangan ekonomi Sulsel selama tahun 2024 tercatat pada triwulan IV 2024 capai 5,18 pesen (yoy).
Kepala BI KPw Sulsel Rizki Ernadi Wimanda mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Sulsel ini pada Triwulan IV ini meningkat dibanding Triwulan III 2024 sebesar 5,08 persen (yoy).
“Perekonomian Sulsel termasuk dalam 10 perekonomian daerah terbesar di Indonesia. Ekonomi Sulsel 2024 tumbuh 5,02 persen yoy, lebih tinggi dari tahun sebelumnya 4,51 persen yoy,” ucapnya.
Rizki Ernadi Wimanda mengatakan peningkatan ekonomi Sulsel pada triwulan IV 2024 terutama ditopang oleh Lapangan Usaha (LU) Pertanian dan LU Perdagangan.
“Hal ini seiring peningkatan produksi padi pasca dampak El Nino di tahun sebelumnya, serta momentum penyelenggaraan Pemilu serentak yang mendorong perdagangan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rizki mengatakan Ekonomi Sulsel tahun 2024 tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, terutama di LU Pertanian, LU Perdagangan, dan LU Industri Pengolahan.
“Pertanian tumbuh lebih tinggi seiring dengan fenomena El Nino yang telah berakhir, serta peningkatan produksi padi dan perikanan.
Perdagangan meningkat didorong dengan Pemilu dan Pilkada Serentak. Industri Pengolahan meningkat sejalan dengan kinerja industri,” ungkapnya.
Selain itu, perkembangan inflasi di Sulsel hingga akhir tahun 2024 masih terkendali di angka 1,23 persen (yoy), hingga akhir Januari 2025 lalu berada di angka 0,10 persen.
Meski begitu, BI KPw Sulsel menilai prospek inflasi 2025 berada pada angka 2,5 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi berada di perkiraan 4,8 persen – 5,6 persen.
“Adapun faktor yang dapat mempengaruhi ekonomi Sulsel tahun ini, yaitu Produksi pertanian yang lebih baik didukung peningkatan alokasi pupuk subsidi Sulsel.
Konsumsi domestik yang tetap kuat ditopang kenaikan UMP 2025 yang lebih tinggi, serta prospek investasi yang terjaga seiring pembangunan PSN Baru (Peternakan Sapi, KI Takalar),” ungkapnya.
Faktor lainnya yakni, Normalisasi konsumsi Pemerintah pasca momentum tahun politik dan arahan efisiensi anggaran tahun 2025. Penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untukkomoditas beras dan jagung guna mendorong serapan Bulog dan mendukung ketahanan pangan.
“Dan Prospek harga emas global yang tetap tinggi dapat memicu tekanan inflasi komoditas emas perhiasan,” pungkasnya.
Comment