Kinerja Jasa Keuangan Sulampua Terjaga Ditengah Perlambatan Ekonomi Dunia

Kepala OJK Sulselbar Darwisman saat memaparkan perkembangan Ekonomi Sulsel di Agenda Journalist Update (dok.)

BERITA.NEWS,Makassar- Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) mencatat kinerja jasa keuangan wilayah Sulawesi, Maluku dan Papun (Sulampua) masih terjaga, meski eknomi dunia alami perlambatan. Selasa (8/10/2024).

Kinerja ini sejalan dengan stabilitas Jasa Keuangan Nasional dam Pasar Keuangan yang menguat di tengah sentimen positif akibat cut cycle bank sentral. Namun prospek aktivitas perekonomian dunia melemah.

Kepala Kantor OJK Sulselbar mengatakan sektor jasa keuangan Wilayah Sulampua
menunjukkan kinerja positif dan stabilitas yang terjaga, meskipun perekonomian dunia sedang menghadapi tantangan perlambatan.

“Pertumbuhan positif ini terlihat dari kinerja yang solid di sektor perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB),” ucapnya.

Darwisman mengatakan Stabilitas sektor jasa keuangan di Sulampua turut didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) khususnya penurunan suku bunga.

“Suku bunga ini memberikan ruang bagi perbankan dan lembaga keuangan untuk meningkatkan penyaluran kredit, yang pada akhirnya mendorong aktivitas ekonomi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi terindikasi mengalami penurunan di mayoritas negara utama (syncronised slowdown).

“Di AS, The Fed menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi di 2024 diikuti kenaikan level pengangguran dan penurunan inflasi.

Di Tiongkok, perekonomian kehilangan momentum pemulihannya setelah sisi produksi yang selama ini menopang pertumbuhan mulai menghadapi tekanan,” ucapnya.

Menurutnya hal ini terlihat dari aktifitas manufaktur yang melambat sehingga mendorong tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir, serta tingkat pengangguran muda (youth unemployment) meningkat.

Tekanan perekonomian Eropa juga semakin dalam terlihat dari penurunan outlook pertumbuhan dan proyeksi inflasi yang meningkat.

“Perkembangan tersebut mendorong bank sentral global memulai siklus penurunan suku bunga yang cukup agresif. The Fed menurunkan Fed Funds Rate sebesar 50 bps, yang secara historis pernah dilakukan pada saat global financial crisis 2008 dan pandemi 2020,” sebutnya.

Di Tiongkok, PBoC cukup agresif dalam mendukung perekonomian dengan menurunkan suku bunga kebijakannya.

Comment