Bastian Ingatkan Pejabat di Daerah Belajar dari Kasus SYL

Pengamat Keuangan Negara Bastian Lubis (BERITA.NEWS)

BERITA.NEWS,Makassar- Pengamat Keuangan Negara Bastian Lubis turut menyayangkan kasus korupsi yang menimpa Eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Pembina Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) Universitas Patria Artha (UPA) itu menilai kasus SYL terkait jual beli jabatan merupakan praktik lama yang sudah biasa terdengar di level Pemerintah Daerah.

Menurutnya kebiasaan buruk seperti itu mestinya tidak lagi dibawa ke level Pemerintah Pusat atau Kementerian, karena kondisinya tidak sama lagi saat berada di daerah.

“Yang berkembang sekarang kan banyak jual beli jabatan terungkap di pengadilan itu memang sudah banyak di mana-mana,

tapi yang anehnya lari ke Kementerian kalau di daerah Pemprov, Kabupaten itu sudah biasa jual beli jabatan yang kita dengar.

Tapi kalau sampai di Kementerian jual beli jabatan itu adalah budaya daerah yang dibawa ke Kementerian akhirnya ada timbul kekecewaan orang,” ucapnya.

Bastian juga menyebut Hatta yang merupakan pejabat yang dibawa SYL saat menjadi Gubernur Sulsel dua periode ke Kementan RI juga sudah lama terdeteksi kerap melakukan praktik korupsi saat bertugas di Pemprov Sulsel.

“Oknum yng tersangka ini sebenarnya di daerah pernah di deteksi kemarin macam Hatta. Cuman kesalahan beliau kok masih membawa budaya pemerintah daerah ke Kementerian,” ujarnya.

Jabatan Menteri, kata Bahtiar sebenarnya ada anggaran khusus untuk keperluan Dana Operasional yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Baca Juga :  UNICEF Sebut 3 Masalah Gizi Masih Hantui Sulsel Perlu Atensi Serius

“KPK Juga ada dana operasi nya dulu sebelum ada undang-undang keuangan negara itu ada undang-undang yang habis dia pake (Anggaran) tidak ada pertanggungjawaban

karena sudah di rencanakan ini memang untuk operasional dipake habis. Nah sekarang ini sampai ada uang makan, protokoler dia dari tidur sampai bangun lagi dibiayai oleh negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bastian juga mengingatkan para pejabat tidak mengandalkan kedekatan dengan KPK, pasalnya tidak akan menjamin lolos dari jeratan kasus Korupsi.

“Kalau saya ikuti (kasus SYL) ini memang pure korupsi. Jadi memang ada dulu disini (Sulsel) tapi kita tidak terlalu banyak peduli tapi karena sekarang ini berbeda iklimnya kalau kita selama ini hidup di air tawar tiba-tiba ke air asin kan beda.

Jadi harapkan pengganti beliau tidak 11-12 lagi metodenya. Dekat dengan orang KPK tidak menjamin bahwa bisa selesai semua. Buktinya Profesor andalan kemarin kan,” jelasnya.

Bastian juga meminta aparat segera proses Eks Ketua KPK Firli Bahuri jika kesaksian SYL terbukti terlibat pemerasan untuk menutupi kasus di Kementan.

“Kalau memang bisa di buktikan, saya sayangkan kenapa firli tidak di proses cepat jadi berimbang. Jadi bukan antar lembaga lagi nih, tapi oknum Firli dan SYL,” pungkasnya.

Comment