Unras OPM di Gowa Dikecam Sejumlah NGO

Unras sejumlah Mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya OPM Didepan Kantor Bupati Gowa, Senin (1/10/2021) kemarin. (Foto: Istimewa).

Unras sejumlah Mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya OPM Didepan Kantor Bupati Gowa, Senin (1/10/2021) kemarin. (Foto: Istimewa).

BERITA.NEWS, GOWA — Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Organisasi Pergerakan Mahasiswa (OPM) melakukan unjuk rasa (Unras) didepan kantor Bupati Gowa, Senin (1/11/2021) kemarin. Mereka menuntut Plt Kadis pendidikan dan Kabid Pendidikan Dasar dicopot.

Aksi Unras OPM tersebut dikecam keras oleh beberapa NGO atau LSM di Kabupaten Gowa, seperti Li-Bapan-RI DPC Gowa, LSM Kontrak, dan LSM Somasi.

Ketua Li-Bapan-RI DPC Gowa Baharuddin Nur menilai, apa yang dilakukan oleh OPM tersebut adalah tindakan yang salah. Kendati demikian kasus yang disoroti sudah tuntas.

Apa lagi kata dia, aksi Unras yang dilakukan mengatasnamakan dirinya OPM adalah bukan Mahasiswa dan pelajar dari Kabupaten Gowa.

“”Persoalan yang disorot mereka sudah tuntas, hasil audit BPK juga telah selesai dengan pengembalian sejumlah dana yang termaktub dalam rekomendasi BPK, apalagi lembaga Organisasi Pergerakan Mahasiswa tersebut bukan mahasiswa atau pelajar Gowa, kami mohon jangan memancing masalah di daerah kami” kata Ketua LSM Li-Bapan-RI DPC Gowa, Selasa (2/10/2021).

Hal senada jug diungkapkan Edy Ahmad Daeng Lawa Direktur eksekutif LSM KONTRAK menyatakan desakan pencopotan Pelaksana Tugas Kadis Pendidikan dan Kabid Pendidikan Dasar sangat mengada- ada.

“Temuan BPK tersebut sudah selesai dimana Kadis Pendidikan sebelumnya dengan Gentle telah mengundurkan diri, sebuah sikap ksatria dan tidak ada hubungan dengan pejabat sekarang” Alumni Fakultas Teknik UMI ini.

Begitu pula yang dikatakan NGO lainnya, Ketua LSM Somasi Gowa Muhammad Solihin Nappa merasa resah unjuk rasa yang dilakukan di Kabupaten Gowa bukan aktivis atau mahasiswa dari Kabupaten Gowa.

“Kami dukung sebuah aksi apabila datanya benar, apalagi murni aspirasi dari putera daerah namun kami menyatakan mulai resah dengan aksi di Gowa yang dilakukan bukan aktivis atauĀ  mahasiswa Gowa” ungkap Muhammad Solihin.

Terakhir, ketiga aktivis senior Gowa ini berharap semestinya pihak dari luar Kabupaten Gowa menghormati suasana lokal di Gowa.

“Kami sampaikan secara terbuka bahwa aksi kali ini adalah yang terakhir, selain tuntutannya konyol, datanya amburadul juga bukan dilakukan putera daerah. Cukup pernyataan ini kami sampaikan, cukuplah mulut kami yang bicara kali ini. Mohon dicatat” tandas mereka ketika ditemui wartawan dialah satu Warkop di Kabupaten Gowa, Senin (1/10/2021) kemarin.

Sekedar diketahui, aksi Organisasi Pergerakan Mahasiswa yang melakukan uras di depan kantor Bupati Gowa menyorot soal pengadaan buku modul tahun 2020, dimana salah satu tuntutannya adalah mendesak Bupati Gowa mencopot pejabat di Disdik Gowa. (*)

Comment