BERITA.NEWS, Majene – Salah seorang pengungsi atas nama, Nurbiah (53) yang merupakan korban gempa Sulbar di Kabupaten Majene, telah meninggal dunia di tenda pengungsian. Sebelum meninggal dunia, korban sempat mengeluh kedinginan di tenda pengunsian.
“Memang kedinginan dan agak berdahak. Itu yang disampaikan ke saya,” kata Kepala Desa Totolisi Kecamatan Sendana, Majene, Suardi seperti dilansir dari laman detikcom, Rabu (20/1/2021).
Suardi mengatakan bahwa korban berada di tempat pengusian bersama 5 orang anaknya sejak hari Jumat (5/1/21). Setelah beberapa hari mengungsi, tepatnya hari Selasa (19/1/21) korban dinyatakan telah meninggal dunia.
“Saya habis salat Subuh pergi jalan-jalan memantau di tenda-tenda. Kebetulan ada orang lewat, katanya ibu yang atas nama Nurbiah itu meninggal di tenda pengungsian,” kata Suardi.
“Saya ke situ saya perkirakan pukul 06.00 Wita, saya sudah pastikan bahwa almarhumah ini sudah meninggal,” sambung Suardi.
Suardi mengatakan bahwa, sehari sebelum meninggal dunia dirinya masih sempat mengunjungi tenda pengungsian milik Nurbiah. Saat kunjungan itulah dirinya mendengar keluhan korban secara langsung yang mengaku kedinginan dan batuk berdahak.
Hanya, Suardi sendiri tidak dapat berbuat banyak. Bantuan logistik dari pemerintah kecamatan atau kabupaten atau provinsi sama sekali belum menjangkau wilayah pengungsian gempa di Desa Totolisi, Kecamatan Cendana, Kabupaten Majene.
“Sama sekali tidak ada Pak. Belum ada bantuan. Artinya yang saya pahami secara resmi (belum ada), kecuali ada pihak keluarganya datang membesuk tidak menyampaikan di pihak pemerintah,” kata Suardi.
“Itu yang saya pahami kalau seperti bantuan itu tidak ada,” katanya menegaskan.
Comment