Ini Enam Institusi Nasional yang Kembangkan Vaksin Merah Putih

ilustrasi: net

BERITA.NEWS, Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyebut pengembangan vaksin Merah Putih dikerjakan oleh ahli Indonesia dan diproduksi di Indonesia. Sebanyak enam institusi pengembang vaksin Merah Putih menggunakan platform berbeda.

Keenam institusi itu adalah Lembaga Eijkman Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (Unair).

“Ini menunjukkan bagaimana kepedulian dosen dan peneliti Indonesia untuk mencari solusi penanganan Covid-19,” ujar Bambang, dalam talkshow ‘Update KPC PEN: Prinsip Keamanan Vaksin Covid-19’ di Graha BNPB Jakarta, Selasa (27/10).

Bambang menekankan, Indonesia juga perlu kemandirian vaksin. Sebagai negara berpenduduk 270 juta jiwa, lanjutnya, riskan jika Indonesia tergantung pada vaksin luar.

“Sehingga perlu kemampuan bukan hanya diproduksi tapi penelitian dan pengembangan,” ujarnya.

Butuh Waktu

Bambang mengatakan riset vaksin biasanya makan waktu lama. Bahkan ada beberapa penyakit yang belum ada vaksinnya seperti HIV dan Ebola.

Namun, lantaran durasi waktu yang pendek, upaya mencari vaksin mengalami hambatan dalam menggunakan sel. Ada bahan-bahan yang harus diimpor, misalnya sel mamalia bahkan hewan yang dipergunakan untuk uji coba pun harus diimpor juga.

“Proses impor ini yang kadang-kadang men-delay aktivitas penelitian,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan jumlah pasien sembuh mencapai 315.000 kasus. Persentase angka kesembuhan sebesar 80,84 persen. Ada selisih sebesar 7,24 persen dengan angka kesembuhan global.

“Ini berkat kerja sama harmonis antara pemerintah pusat dengan daerah, pihak swasta, dan masyarakat. Juga kerja keras dari para dokter dan tenaga kesehatan lainnya semakin menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menangani pasien bisa lebih baik lagi,” ujar Doni.

  • CNN Indonesia

Comment