BERITA.NEWS, Caracas – Seorang perempuan dari kelompok pengunjuk rasa opisisi, ditembak mati dan puluhan lainnya mengalami luka-luka di ibu kota Venezuela, Caracas, Rabu kemarin.
Gas air mata dan meriam air ditembakkan oleh militer di tengah demonstrasi antara kubu oposisi dan pro pemerintah. Perempuan yang tewas tersebut berusia 27 tahun.
Melansir laporan BBC, Kamis (2/5/2019) Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido meminta mereka yang bertanggung jawab atas kematian seorang demonstran bernama Jurubith Rausseo.
“Setiap hari akan ada aksi protes sampai kita mencapai kebebasan kita,” tegas Guaido, dikutip dari The Guardian, Kamis (2/5/2019). “Mereka pikir mereka bisa mencekik protes kami kemarin dan mereka gagal. Kami akan tetap di jalanan sampai Venezuela bebas. “
Sementara itu, Bapak Guaido, menyerukan serangkaian pemogokan untuk memaksa Presiden Nicolás Maduro melepaskan kekuasaan. Dia mendesak karyawan publik untuk bertindak pada hari Kamis hari dan mengatakan penghentian akan menyebabkan pemogokan massal.
Guaido pada bulan Januari menyatakan dirinya sebagai pemimpin sementara Venezuela, dan dia telah diakui oleh lebih dari 50 negara termasuk AS, Inggris dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin.
Tetapi Maduro – yang didukung oleh Rusia, Cina dan para pemimpin militer Venezuela – telah menolak untuk menyerahkan kekuasaan. Presiden menolak saran bahwa ia telah siap untuk melarikan diri dari negara itu dan menuduh AS mengarahkan upaya kudeta. Mereka yang terlibat akan dihukum.
Kekerasan hingga berujung tewasnya seorang demonstran dari anti-pemerintah Venezuela berawal dari demonstrasi yang awalnya berlangsung damai.
Setidaknya 46 orang terluka dalam bentrokan antara pendukung oposisi dan pasukan keamanan di Caracas, Venezuela.
Comment