BERITA.NEWS, SINJAI – Tersebarnya selebaran yang diduga berisi kampanye hitam terhadap salah satu calon Bupati Sinjai, Hj. Nursanti, tentu menjadi isu yang cukup sensitif di tengah masa Pilkada yang semakin dekat.
Dalam selebaran tersebut, Hj. Nursanti dituding melakukan kerja sama dengan penyelenggara Pilkada untuk membeli suara masyarakat, sebuah tuduhan serius yang dapat mempengaruhi citra calon di mata pemilih.
Namun, Hj. Nursanti sendiri dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa hal tersebut hanyalah fitnah yang bertujuan untuk menjatuhkannya di Pilkada Sinjai 2024.
Ia menegaskan bahwa partisipasinya dalam Pilkada ini didasarkan pada keyakinan dan mengikuti larangan yang dianut oleh agamanya.
“Itu Fitnah, saya mengikuti Pilkada Sinjai berdasarkan larangan Allah,” katanya kepada wartawan. Jumat, (18/10/2024).
Nursanti sendiri sebagai calon bupati Sinjai. Ia berpasangan dengan mantan Ketua DPRD Sinjai, Lukman H. Arsal.
Paslon akronim SANTUN ini diusung dan didukung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Di sisi lain, situasi internal tim pemenangan SANTUN, yang mendukung Nursanti, tampaknya juga menghadapi tantangan.
Hal itu terlihat dengan adanya pengunduran diri Sekretaris Tim Pemenangan pada tanggal 15 Oktober 2024.
Hal ini menunjukkan adanya dinamika internal yang mungkin perlu diselesaikan segera menjelang pemungutan suara.
Berikut isi selebaran yang beredar di kota Sinjai terkait Pasangan calon Bupati -Wakil Bupati Hj.Nursati-Lukman Arsal:
WASPADA AKSI JUAL BELI SUARA DI PILKADA SINJAI 2024
Sejak lama tersebar luas di Masyarakat, kalau calon bupati Sinjai nomor urut 3 Hj. Nursanti akan memanfaatkan semua elemen yang ada.
Tidak terkecuali oknum-oknum penyelenggara Pilkada (Bawaslu, KPU) serta ASN untuk menjadi agen pengumpul Suara sekaligus sebagai distributor pembayaran yang hingga kini gencar melakukan penawaran sampai Ke pelosok desa.
Salah satu isu yang pernah mengemuka namun berhasil diredam adalah adanya pelibatan oknum Bawaslu yang dikabarkan akan merekrut perangkat pelaksana baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat desa hingga TPS yang akan ditugaskan membeli suara dan memenangkan nursanti, dan petugas-petugas yang dipilih oknum Bawaslu tersebut telah dilatih oleh oknum yang disebut sebagai konsultan Nursanti.
Oknum Bawaslu tersebut , sempat diberi fasilitas kendaraan mewah oleh Nursanti berikut dana operasional yang kemudian ditarik oleh wakilnya Lukman Arsal setelah mendapat informasi dari ketua Bawaslu akan adanya kemungkinan diskualifikasi jika permasalahan ini dipersoalkan.
Bukan hanya itu, aksi boking dan borong suara untuk Nursanti, juga terungkap dari beberapa orang dekatnya yang mengaku telah diberi tahu oleh Nursanti kalau dirinya juga telah ada kesepakatan dengan sejumlah petinggi di daerah ini yang akan diberinya dana mulai dari 500 juta hingga SATU Miliar rupiah yang akan digunakan menggerakkan sumber dayanya memenangkan nursanti.
Dengan pelibatan semua elemen tersebut, Nursanti kini dikabarkan memilih lebih santai dan terkesan tidak melakukan kegiatan sosialisasi/kampanye serta tidak lagi menganggap adanya tim yang telah dibentuknya sendiri karena dianggap tidak bisa bekerja menyediakan stok suara yang akan dibelinya.
untuk memenangkan penawaran harga suara wajib pilih, diluar dana yang diperuntukkan kepada para pekerjanya, Nursanti dikabarkan sudah menyediakan dana 30 miliar untuk 100 ribu suara. (*)
Comment