BERITA.NEWS,Enrekang- Penjabat (Pj) Gubernur Bahtiar Baharuddin tinjau panen bawang merah bersama petani di Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Rabu (8/11/2023).
Saat kunjungan itu, Gubernur Bahtiar turut mendengarkan aspirasi para petani mengharap ada bantuan pompa dari Pemerintah Provinsi hadapi Kekeringan panjang.
Kecamatan Anggeraja memang terkenal sebagai penghasil bawang merah. Saat ini, harga komoditi ini tidak menentu.
“Kawasan Anggeraja ini adalah penghasil bawang merah. Dan bawang merah ini merupakan salah satu komoditi unggulan kita di Sulsel,” kata Bahtiar.
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Kemendagri itu juga memberikan motivasi kepada para petani bawang merah, apalagi produksi mulai berkurang.
“Saya diskusi tadi dengan petani, per kg yang ditanam dia harus mengeluarkan biaya Rp13.000. Jadi kalau kecil bawangnya, maka kecil pendapatannya. Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan, airnya harus tercukupi,” ujarnya.
Harga bawang merah saat ini juga fluktuasi mencapai Rp 17 ribu per kg, bahkan pernah sampai Rp 5 ribu per kg.
“Khusus untuk di sini masyarakat membutuhkan sumur bor, ini memang hanya bagian yang harus kami diskusikan dengan teman-teman di provinsi,” katanya.
Bahtiar mengatakan, Pemprov Sulsel saat ini program kan 65 titik sumur bor di Sulsel. Enrekang hanya dapat 3 titik karena keterbatasan anggaran tahun ini.
“Semoga di tahun 2024, kita bisa adakan (sumur bor) di kawasan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kelompok Mitra Champion Bawang Merah Kasmidi, menjelaskan, saat ini para petani masih bergantung dengan air dari sungai yang ditarik mengunakan mesin.
Sementara, kebutuhan air untuk bawang merah sangat banyak. Untuk saat ini para petani hanya bisa memenuhi air tiga hari sekali siram. Padahal, biasanya setiap hari.
“Kalau cuaca mendukung dengan bibit 500 kg bisa menghasilkan sampai 7 ton. Kalau kondisi sekarang karena El Nino hasilnya kurang. Dari 500 kg paling nanti hasilnya 4 ton saja,” ungkap Kasmidi.
Comment