KKB Tewaskan 7 Penambang di Yahukimo, TNI: Korban Murni Sipil, Bukan Intel

BERITA.NEWS, PAPUA – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono memastikan, tujuh orang yang tewas akibat penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, merupakan warga sipil. TNI mengecam aksi brutal itu.

“Mereka yang korban adalah murni masyarakat sipil yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari hasil pertambangan tersebut,” kata Julius dalam siaran pers Puspen TNI, Kamis (19/10/2023)

Kapuspen menambahkan, saat ini aparat gabungan TNI-Polri terus mengejar para pelaku yang diduga merupakan KKB pimpinan Asbak Koranue.

Julius menyebutkan, KKB pimpinan Asbak merupakan bagian kelompok Egianus Kogoya, Kapuspen juga menerangkan bahwa korban yang meninggal bukan intel dari TNI maupun POLRI.

“Korban murni masyarakat sipil, tidak ada itu intel TNI atau Polri. Mereka (KKB) selalu mengeklaim kalau korban yang mereka bantai adalah mata-mata TNI atau Polri, klaim mereka itu lagu lama,” kata Julius.

Saat ini, aparat TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz terus mengevakuasi warga di sekitar lokasi.

“Ada informasi terbaru terkait jumlah warga yang menjadi korban, evakuasi tahap pertama 18 orang dan tahap kedua 9 orang, sejumlah 27 orang dapat dievakuasi,” tutur Julius.

Adapun serangan itu dilancarkan KKB pada Senin (16/10/2023). Aparat yang berhasil masuk ke lokasi kejadian juga menemukan 11 orang yang selamat dari penyerangan tersebut dan mengevakuasinya ke Distrik Dekai.

“Tim gabungan Satgas Damai Cartenz berhasil mengevakuasi 11 warga selamat dan tujuh warga yang meninggal dunia,” ujar Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadhani melalui keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).

Menurut Faizal, saat tiba di lokasi kejadian, aparat keamanan sempat terlibat kontak tembak dengan KKB selama satu setengah jam.

Selain menyerang warga yang diduga merupakan para penambang, KKB juga membakar tiga unit eksavator, dua unit truk, dan satu unit kamp pendulangan.

Comment