BERITA.NEWS, Gowa- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Sungguminasa memiliki cara agar warga binaannya aktif dalam mengasah kemampuan dan keahliannya masing-masing.
Seperti keahlian dalam mendalami keagamaan dan kratifitas lainnya.
Tentu, gebrakan itu tak lepas dari peran Kepala Lapas (Kalapas) Narkotika Kelas IIA Sungguminasa, Andi Mohammad Syarif Bc.
Dia membuat warga binaan Lapas Narkotika Sungguminasa
menjadi aktif dalam mengasah kemampuan dan keterampilan.
Seperti halnya membuat para narapidana mengenal lebih dekat agamanya masing masing.
Sebut saja Dimas (29) salah satu salah satu warga binaan terpidana Narkoba, saat itu Dimas divonis hukuman selama 4 tahun dan 6 bulan di Pengadilan Negeri (PN) Makassar. Tidak lama lagi Dimas akan segera bebas secara murni.
Selama menjalani hukumannya, Dimas baru merasakan kesejukan disaat Andi masuk menjabat Kalapas Narkotika Sungguminasa atau biasa juga disebut Lapas Bollangi, yang dimana menurutnya secara perlahan suasana di Lapas berubah drastis.
“Saat pergantian kepala lapas dan pak andi masuk secara perlahan suasana berubah,” kata Dimas kepada BERITA.NEWS, Selasa
(18/7/2023).
Melakukan pendekatan Rohani adalah salah satu gebrakan tersendiri dari Andi, Dimas menceritakan saat dirinya pertama kali mengenal Al-quran hingga melaksanakan sholat 5 waktu secara rutin.
“Awalnya saya belum pernah menyentuh Al-quran dan alhamdulillah saat ini saya sudah rutin juga sholat lima waktu,” tambah Dimas.
Sementara itu, Andi menyampaikan bahwa yang dia lakukan bukanlah apa apa. Tanpa kerjasama seluruh petugas lapas semua program yang dibuatnya tidak akan terealisasi.
“Lapas bollangi yang ada sekarang sebenarnya bukan saya sendiri yang membangun suasananya, kawan kawan yang yang bertugas sekarang juga jelas terlibat,” ujarnya.
Dalam penyampaiannya, Andi mengaku selalu meminta agar seluruh warga binaan untuk ikuti program. Yang dimana berbagai program positif telah diterapkan untuk kebaikan bersama.
Andi juga menambahkan bahwa program religi adalah program yang menurutnya dasar perubahan perbuatan, untuk mengubah pola pikir buruk menjadi baik.
“Saya tidak banyak permintaan, saya hanya selalu menyampaikan kepada mereka (warga binaan) untuk ikuti program karena program dasar untuk mengubah sikap adalah mengenal agama masing masing,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, sebelum menjabat kalapas bollangi, pria kelahiran Buol Leok itu bertugas sebagai kalapas di Abepura Kota Jayapura, Provinsi Papua.
- (Akbar)
Comment