BERITA.NEWS, MAKASSAR — GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui embusan napas.
Pemerintah Kota Makassar secara resmi gunakan alat Genose untuk skrining kesehatan siswa mendeteksi Covid19 selama proses simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Rencananya, simulasi PTM berlangsung selama empat pekan atau sebulan.
Sebanyak 30 sekolah tingkat SMP mengikuti PTM Gelombang pertama. SMP negeri dan swasta.
Muhammad Fadel, Siswa SMP Negeri mengatakan, awalnya hanya menerka-nerka cara kerja alat Genose, apakah tes covid19 dengan Genose menyakitkan atau tidak. Dalam benaknya, Genose seperti mencolokkan semacam benda kedalam hidung atau mulut. Seperti metode Swab PCR.
“Sesama siswa kami kira caranya semacam mencolokkan benda ke dalam mulut dan hidung, ternya bukan. Ini tes pertama kali jadi kami. Ternyata skrining dengan Genose lebih, nyaman, mudah dan tidak sakit. Hanya hembuskan nafas saja kedalam benda alat itu,” kata Muhammad Fadel, Senin 1 November 2021.
Untuk diketahui, dilaman alodokter.com menginformasikan, GeNose C19 mampu mengidentifikasi virus Corona dengan cara mendeteksi senyawa organik yang mudah menguap atau volatile organic compound (VOC). VOC diketahui dapat terbentuk karena adanya infeksi virus Corona dan keluar bersama embusan napas.
Penelitian menunjukkan bahwa para penderita COVID-19 menghasilkan VOC yang lebih tinggi daripada orang yang tidak terkena infeksi virus Corona.
Pada tes GeNose, orang yang diperiksa akan diminta mengembuskan napas ke sebuah alat berbentuk tabung, kemudian alat sensor dalam tabung tersebut akan mendeteksi VOC dalam napas yang diembuskan.
GeNose membutuhkan waktu sekitar 2−3 menit untuk mendeteksi ada tidaknya VOC yang bisa menandakan COVID-19. Satu unit alat GeNose diperkirakan mampu melakukan sekitar 120 kali pemeriksaan per harinya.
GeNose C19 telah melalui uji profiling pada 600 sampel di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro, Yogyakarta, dan menunjukkan tingkat akurasi hingga 97%.
Dari hasil uji coba tersebut, tes GeNose C19 dinilai bisa menjadi alternatif untuk mendeteksi infeksi virus Corona. Meski begitu, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan tingkat akurasi dan efektivitas GeNose dalam mendeteksi virus Corona secara spesifik.
Muhammad Fadel berharap, dengan dibukanya simulasi PTM gelombang pertama ini bisa menjadi awal yang baik untuk memulai sekolah tatap muka sebenarnya. PTM bisa kembali dilakukan dan kasus covid19 nol kasus.
“Sudah vaksin. bebera waktu lalu. Semoga semuanya bisa normal. Sekolah normal kembali. Semoga pandemi ini segera berakhir karena kami sudah jenuh dengan sekolah online,” ungkapnya.
Bersamaan dengan ini, Wakil Walikota Makassar Fatmawati RMS meninjau pelaksanaan skrining Genose di sekolah SMP.
Fatmawati mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan pelajar. Didapatinya siswa salah satu SMP hasil tes Genose dinyatakan positif. Setelah diulang kembali ternyata hasilnya negatif.
“Di sekolah pertama tadi, ada seorang siswa yang dinyatakan positif, itu karena positif ratenya lemah, makanya kita suruh ulang, setelah istirahat 30 menit dan meniup lagi, alhamdulillah hasilnya sudah negatif,” ujar Fatma.
Menurut Fatma yang perlu diketahui bahwa dalam penggunaan alat Genose, sudah jelas ada Standar Operasional Prosedurnya(SOP).
“Juknisnya sudah ada, sensitivitasnya memang ada, petunjuk – petunjuknya itu harus diikuti, kemungkinan errornya tadi tidak mengikuti SOP, karena anak tadi ditanya ternyata habis makan nasi uduk,” jelasnya.
Plt Kadis Pendidikan Kota Makassar Nielma Palamba menjelaskan, sasaran screening ini adalah siswa tingkat SMP, karena selama satu bulan dilaksanakannya PTM, siswa sudah berinteraksi dengan teman temannya.
“Artinya selama belajar, mereka sudah berinteraksi dengan teman temannya, hasil Swab antigen semua anak kita sehat, sehingga Genose ini digunakan untuk maintenance bagaimana mengscreening dan mentreatment, apakah benar benar selama satu bulan mereka belajar, tidak ada terkontaminasi,” jelasnya. (*)
Comment