Jadikan Pandemi sebagai Momentum Transformasi ke Bisnis Online

BERITA.NEWS, Palu – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual di Palu, Sulawesi Tengah (14/10). Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan dengan tema “Go Digital Kalau Tak Mau Bisnis Tertinggal” ini diikuti oleh 651 peserta dari berbagai kalangan.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, IT dan Database Relawan Merah Putih (RMP) Kabupaten Poso, Rini Handayani; Professional MUA, Isnawati Mohamad; dosen Administrasi Bisnis, Ahmad Firdaus; serta Ketua Pusat Edukasi Saham, Yana Amelia. Sedangkan moderator yaitu Noni Arnee. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, sesi materi dibuka oleh Rini Handayani yang menyampaikan tema “Strategi Digital Marketing untuk Petani dan Nelayan di Tengah Pandemi Covid-19”. Menurut Rini, masalah yang dihadapi para petani dan nelayan Indonesia, antara lain pola kerja yang homogen, hasil panen tergantung iklim, tidak mengetahui harga pasar, ketergantungan terhadap tengkulak, dan tidak dapat langsung menjangkau konsumen akhir. Oleh sebab itu, kehadiran e-commerce atau e-dagang diharapkan dapat membantu UMKM dalam menjawab persoalan tersebut. “Lakukan promosi dan iklan produk, manfaatkan Google Ads atau Facebook,” katanya.

Selanjutnya, Isnawati Mohamad menyampaikan paparan berjudul “Sosialisasi E-Market bagi Para Pelaku UMKM”. Ia mengatakan, saat ini hanya sekitar 17,1% dari 56 juta UMKM yang sudah go online dan sisanya masih mengandalkan offline dalam pengembangan usahanya. Padahal, bisnis daring menawarkan kemudahan, antara lain tidak membutuhkan sewa lokasi dan stok produk, pengguna internet yang sangat besar, mengatasi kendala geografis dan waktu, serta tren yang meningkat. “Pandemi Covid-19 ini menjadi momentum bagi UMKM untuk melakukan akselerasi transformasi digital di berbagai sektor kehidupan agar usahanya tetap eksis,” jelas dia.

Pemateri ketiga Ahmad Firdaus  memaparkan materi bertema “Cara dan Legalitas Bayar Tagihan Online”. Menurut dia, tagihan daring merupakan kewajiban yang harus dibayarkan pelanggan atas pemakaian jasa atau fasilitas tertentu dengan menggunakan media internet. Caranya dapat melalui internet banking, m-banking, uang elektronik atau e-money, dan e-wallet alias dompet digital. Selain pembayaran, dompet digital juga dapat berfungsi untuk menyimpan uang yang nantinya dapat digunakan untuk bertransaksi. “Invoice, bill, atau e-receipt yang diterima secara digital dapat dijadikan bukti sah layaknya nota atau struk,” imbuhnya.

Yana Amelia, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Jangan Asal Investasi, Kenali Ciri-Ciri Penipu Masa Kini”. Ia mengatakan, tanda-tanda penipuan investasi antara lain, menjanjikan keuntungan besar yang tidak masuk akal serta menggunakan testimoni, bukti transfer, dan izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) palsu. Umumnya, para penipu membuat pelanggan untung dalam penanaman modal pertama. Dengan trik psikologis, penipu akan membuat investor menyetor uang yang lebih besar lagi. “Ada peluang investasi di masa pandemi, yaitu investasi ilmu, emas, dan saham jika Anda sudah tahu ilmunya,” ujar dia.

Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Noni Arnee. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah seorang peserta, Windi Watuna, bertanya tentang keamanan pembayaran daring dengan pihak ketiga dan bagaimana apabila kasus kode token listrik yang tidak keluar setelah pembayaran. Menanggapi hal tersebut, Ahmad Firdaus bilang, kasus pembelian kegagalan transaksi dan saldo telah terpotong, bisa dilaporkan ke pihak ketiga, dalam hal ini dompet digital dengan bukti struk pembayaran, yang nantinya akan dilanjutkan ke penyedia.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

 

Comment