BERITA.NEWS, Luwu – Dinas PUPR Kabupaten Luwu kembali turun lapangan melakukan peninjauan di wilayah Kecamatan Bupon dan Bua, Kamis (2/9/2021). Kedatangan mereka setelah mendapat informasi dari warga tentang kondisi sungai besar di wilayah mereka.
Tim teknis PUPR mendatangi dua sungai besar di wilayah yang berbeda.
Adalah Sungai Noling yang bantarannya membelah wilayah Kecamatan Bupon.
Pasca banjir bandang yang terjadi Sabtu lalu, luapan air di sungai tersebut bukan saja menyebabkan erosi pada tebing sungai, tapi juga merusak jembatan gantung yang ada di Desa Padang Kamburi.
Marjono, Kepala Desa Padang Kamburi yang mendampingi Tim PUPR menuturkan jika gerusan air yang menghantam area perkebunan warga disebabkan terjadinya pembelokan aliran air akibat endapan sedimen.
“Kondisi ini sudah terjadi cukup lama dan kami sudah mengusulkan anggaran pengerukan dan pelurusan sungai tahun ini,” ungkap Murjono.
Selain pelurusan sungai, Marjono juga berharap agar jembatan gantung di desanya yang terputus akibat banjir mendapat perhatian.
Apalagi jembatan tersebut merupakan akses penghubung warga desanya dengan Desa Buntu Batu.
Plt Kadis PUPR Ir Ikhsan Asaad, ST, MT (Daffa Ikhsan) sesaat setelah melakukan peninjauan menyebut jika melihat kondisi eksisting sungai sangat perlu untuk diluruskan karena semakin lama benturan kelokan air akan memperlebar penampang sungai.
“Kedepan kita akan upayakan untuk secepat mungkin mendapat penanganan termasuk berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Jeneberang,” ungkap Ikhsan.
Terkait jembatan gantung yang ambruk, Ikhsan yang didampingi Kabid Pembangunan Jalan Jembatan, Ir. Usdin Iskandar, ST (Abu Faqih) dan Kabid Jasa Konstruksi, Yusuf Kaya, ST (Yusuf Dwan) serta sejumlah tim teknis mengatakan akan mengupayakan menjadi prioritas usulan dalam penganggaran.
Secara terpisah, Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR, Hendra Haruna, ST bersama anggota DPRD Luwu Muh Arbi juga mengunjungi Sungai Pabbaresseng di Kecamatan Bua.
Dalam keterangannya, Hendra mengatakan kondisi tebing sungai yang mengalami abrasi merupakan hal yang penting dan menjadi skala prioritas untuk di tangani. Apalagi jika kondisinya sudah mengancam permukiman penduduk.
“Solusi teknis yang tepat dalam penanganan adalah penguatan tebing sungai apakah dengan pemasangan bronjong atau urugan batu,” ungkap Hendra.
Selaku instansi yang membidangi sumber daya air, pihaknya berusaha untuk mencari pembiayaan baik yang bersumber dari daerah maupun dari pusat. Apalagi, sambung Hendra, Sungai Bua merupakan sungai prioritas nasional yang merupakan kewenangan pusat.
- Muh Asri
Comment