BERITA.NEWS, Makassar – Salah seorang perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit (RS) Faisal Makassar menceritakan kisahnya yang sempat terpapar virus Corona (Covid-19). Terpaksa dia menjalani isolasi dan berpisah sementara dengan anak-istri selama satu bulan lamanya.
Perawat berusia 34 tahun yang enggan disebut nama aslinya ini menceritakan awal mula menangani pasien Covid. Dirinya sempat mengalami stres dan takut hingga membuat diarea. Apalagi waktu itu video, foto dampak penyakit import dari China itu beredar luas di media sosial.
Terlebih, lagi sebagai seorang ayah yang punya dua anak yang masih balita menjadi ketakutan dan kekhawatiran besar nantinya bisa mengancam kesehatan keluarganya. Mengingat penularan Covid-19 sangat cepat menyebar.
“Selama rawat pasien covid awalnya sebelum masuk ke kamar pasien sempat mengalami diare karena stres dan takut duluan menangani pasien covid,” katanya kepada BERITA.NEWS, Jumat (6/11/2020).
Merasakan Panas Memakai APD Baju Hazmat
Menjadi kewajiban dan standar medis para perawat maupun dokter yang menangani pasien Covid harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. Seperti baju hazmat tebal dan berlapis. Terlebih lagi tidak boleh dibuka berjam-jam setelah dipakai.
Bukan hanya itu. Para tenaga medis tersebut harus bisa menahan lapar dan buang air selama memakai hazmat sampai batas waktu yang sudah ditentukan selama bertugas melayani pasien Covid.
“Merasakan betapa panasnya pakai hazmat yg berlapis-lapis dan itu harus dipakai selama berjam-jam. Harus tahan haus. Harus tahan untuk buang air kecil dan besar sampai batas waktu saat dinas,” kata pria yang kita beri inisial ‘S’ tersebut.
Sebulan Jadi Tim Medis, Terpapar Covid-19
Kenyataan harus diterima ‘S’ saat dirinya positif Covid-19 usai bertugas di bagian perawatan Covid di RS Faisal Makassar. Hal itu membuatnya harus rela tidak bertemu anak dan istrinya, karena harus melewati masa isolasi. Keluarga di kampung juga disebutnya dibuat takut.
“Setelah merawat pasien covid beberapa bulan kemudian saya juga terpapar dan terkonfirmasi positif covid-19. Langsung isolasi mandiri dengan terapi obat anti virus dan vitamin yang banyak selama isolasi yang diberikan dari dokter,” ujarnya.
“Saya sempat diisolasi di rumah sakit selama 12 hari sebelum dinyatakan negatif dari covid dan lanjut isolasi di rumah,” urainya.
Berpikir Positif, Olahraga dan Perbanyak Dzikir Ibadah
Dinyatakan sembuh dari Covid-19, ‘S’ berbagi tips pengamalan yang ia dapat selama menjadi pasien.
Ia mengaku yang penting dilakukan tetap berpikir positif ke hal-hal baik, melakukan olahraga rutin, minum vitamin, dan yang paling penting dekat diri dengan Tuhan. Memperbanyak ibadah dan dzikir.
“Mengalihkan perhatian ke hal-hal positif seperti pagi-pagi berjemur dan olahraga ringan di lobby perawatan. Banyak zikir dan shalat 5 waktu. Berpikir positif bahwa semua ujian dan cobaan yang dialami pasti ada solusinya,” urainya.
- ANDI KHAERUL
Comment