BERITA.NEWS, Gowa – Kabar meninggalnya Siswi SMA di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang meminum Racun Hama menggemparkan jagad maya dan dunia pendidikan.
Kasus ini menyita perhatian banyak pihak. Motif bunuh diri yang tak kunjung terungkap pun kini menjadi opini publik. Hal ini membuat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Dr Salam pun angkat bicara.
M (16) ini mengakhiri hidupnya pada Sabtu 17 Oktober 2020 lalu dengan menenggak insektisida merk Dangke. Aksi tersebut diabadikan M dalam video berdurasi 32 detik.
Secara pribadi Dr Salam mengatakan, dirinya tidak yakin dengan dugaan awal kematian siswi SMA tersebut. Hal ini bukan tanpa alasan. Dr Salam menjelaskan, jika berbicara dari usia belajar, TK dan SD maka beban belajarnya hanya di level C1 dan C2. Dimana C1, C2 itu hanya mengingat, dan memahami.
“Hanya sebatas itu. Ini namanya Taksonomi Bloom. Penekanannya, segala bahan penilaian atau materi itu wilayahnya hanya sebatas bagaimana anak bisa mengingat dan memahami,” kata Dr Salam. Selasa, 20/10/2020.
Sementara, Jika naik ke jenjang SMP, maka penerapannya meningkat ke jenjang penerapan. Sementara di jenjang SMA, penerapannya tentu meningkat pada jenjang aplikasi yakni C4.
“Kalau SMA sudah jenjang C4, dimana siswa sudah harus mengerti tentang penerapan. Begitu juga kalau perguruan tinggi masuk mereka naik di jenjang C5 sintesis dan C6 evaluasi,” jelas Dr Salam.
“Jadi sebanyak apapun sebenarnya bahan yang diberikan tidak akan pernah melewati batas yang ditentukan kalau TK dan SD itu C1 dan C2. Begitupun SMP dan SMA,” imbuhnya.
Sehingga dari segi psikologi belajar Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa sudah lebih jauh melangkah. Dalam artian sudah menerapkannya dari awal.
Agar tidak merasa sebagai sebuah beban, Diknas Gowa mengemasnya dengan Joyfull Learning (Pembelajaran dalam suasana menyenangkan).
“Ada tahapan-tahapan yang ditempuh didalam sehingga anak tidak merasa sedang belajar. Bahkan Pembelajaran darin ditekankan tidak harus didalam rumah. Bisa dimana saja. Kita sudah antisipasi lebih awal, dari jauh-jauh hari sebelumnya mengenai beban psikologis yang dialami anak dalam pembelajaran Daring,” ujar Dr Salam.
“Jujur saja secara pribadi saya tidak yakin bahwa penyebab kematian Siswi SMA di Kabupaten Gowa tersebut murni karena beban tugas di sekolah. Saya tidak yakin. Karena sepanjang pengetahuan saya tentang ilmu-ilmu semacam itu, level SMA itu hanya pada level analisis. Namanya saja hanya menganilis.tapi kita serahkan kepada penyidik. Tapi dari sisi akademik saya tidak yakin. Apalagi diumur yang masih cukup muda,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Sub Bagian Humas Polres Gowa, AKP Mangatas Tambunan saat dikonfirmasi menegaskan jika tidak ada motif asmara. Korban M dari hasil penyelidikan awal dia mengalami stres karena banyaknya beban tugas yg dirasakan oleh korban.
“Kami mengacu pada penyelidikan awal jika korban mengalami stres, tidak ada motif asmara. Bahkan sebelum meninggal dunia, korban sudah menyampaikan ke teman-temannya bahwa dia akan mati pada hari Sabtu atau Minggu. Dirinya mengatakan melalui WhatsApp. Ini berdasarkan informasi dari pihak keluarga,” kata AKP Tambunan.
Hingga saat ini pihak Kepolisian masih terus mendalami penyebab kematian M siswi salah satu SMA di Kabupaten Gowa ini.
- Putri
Comment