BERITA.NEWS, Luwu Utara – Pasca banjir bandang menerjang 6 kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menetapkan status tanggap darurat selama 30 hari. Status tanggap darurat ditetapkan mulai 14 Juli hingga 12 Agustus 2020.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara masih melakukan upaya penanganan darurat di lapangan. Indah mengatakan, pihaknya saat ini juga mengupayakan pemenuhan kebutuhan warga.
“Kita akan upayakan apa yang menjadi kebutuhan warga, termasuk kebutuhan pokok lainnya. Apalagi saya lihat banyak sekali bantuan yang masuk,” ujar Indah, Kamis (16/7/2020), mengutip Detikcom.
Pemerintah daerah bersama BPBD dan Instansi terkait, terus melakukan upaya penanganan darurat, seperti penanganan para penyintas dan pendataan di lapangan. Salah satu operasi darurat yang menjadi prioritas yakni, pencarian dan evakuasi korban yang hingga saat ini masih hilang.
Kebutuhan mendesak yang diperlukan untuk pemenuhan dasar para penyintas antara lain, suplai air bersih, obat-obatan, kebutuhan balita (susu dan popok), popok lansia, pakaian dalam wanita, selimut dan sarung serta peralatan pembersih rumah.
Selain itu, Indah juga mengatakan pihaknya menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah sementara. Rumah sementara itu juga akan dilengkapi dengan MCK portable.
“Kita telah menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah hunian sementara, tipe 36 dengan dua kamar. Nanti juga ada MCK portable,” ujar Indah.
Selumnya diinformasikan mengenai padamnya listrik, infrastruktur ini telah kembali normal. Namun, beberapa titik masih terjadi pemadaman. Fasilitas air dari PDAM setempat masih belum dapat beroperasi.
Berdasarkan data terbaru BPBD Luwu Utara, melaporkan per hari ini Kamis (16/7), 15 orang masih dalam pencaharian, sedangkan korban meninggal berjumlah 32 orang. Sebanyak 3.627 KK atau 14.483 jiwa mengungsi di tiga kecamatan. Mereka tersebar di pengungsian di Kecamatan Sabbang, Baebunta dan Massamba.
Sementara itu, kerugian material sementara tercatat 10 unit rumah hanyut dan 213 lain tertimbun pasir yang bercampur lumpur. Sedangkan infrastruktur publik, seperti Rumah Ibadah, Bandara Andi Djemma, Sekolah, Rumah Peribadatan terendam lumpur setinggi 50 cm hingga 2 Meter. Selain itu, jembatan penghubung antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur antara 1 hingga 4 meter.
Beberapa akses jalan putus karena terendam lumpur tebal, sedangkan lahan pertanian yang rusak masih dalam proses pendataan.
Alat berat telah diturunkan untuk pembersihan material lumpur di jalan trans Sulawesi Selatan sejak sehari pasca banjir menerjang Luwu Utara sampai saat ini.
Comment