BERITA.NEWS, Muna – Direktur PDAM Muna Yayat Fariki menanggapi keluhan masyarakat terkait persoalan air bersih di Kecamatan Watopute.
Saat ditemui BERITA.NEWS baru-baru ini, Yayat Fariki menjelaskan secara gamblang persoalan air bersih di kecamatan itu.
“Persoalan air bersih di Watopute sudah menjadi persoalan sejak beberapa tahun lalu. Saya sebagai Direktur PDAM dilantik 15 Juni 2017. SPAM Watopute terbangun dengan sumber air matarawa sedangkan pipa transmisinya sampai di Tugu Watopute dan hanya sebelah kanan dari arah tugu menuju ke bagian atas,” paparnya.
Lanjutnya, SPAM di Kecamatan Watopute dibangun tahun 2018, dan masih ada daftar kurang lebih 200 KK pelanggan yang menunggak pada SPAM Watopute sebelumnya ya g dibangun tahun 2006 dan beroperasi sampai tahun 2010, sesuai yang tertera dalam biling server PDAM dengan nominal nominal Rp300 ribu hingga Rp1 juta rupiah per KK.
Tunggakan pelanggan itu kemudian masuk dalam rekomendasi BPKP tahun 2017 dan 2018, sehingga kami berkoordinasi dengan BPKP untuk mencarikan solusinya karena kami yakin masyarakat tidak mau membayar tunggakan tersebut, dan pada saat itu menurut BPKP yang bisa memutihkan tunggakan tersebut hanya Bupati Muna sebagai pemilik modal tunggal di PDAM.
“Maka saya sebagai direktur PDAM bersama Camat Watopute Ali Fakara dan dua tokoh masyarakat menghadap Bupati Muna terkait hal ini, dan alhasil beliau memberikan kebijakan pemutihan tunggakan tersebut dengan jumlah Rp42 juta,” jelasnya.
Bukan itu saja, Bupati Muna menganggarkan pengadaan dan pemasangan pipa tersier untuk pemasangan SR bagi pelanggan yang telah diputihkan dan masih terdaftar di PDAM Muna dengan nilai anggaran kurang lebih Rp200 juta, lalu setelah itu PDAM Muna melakukan sosialisasi sebanyak tiga kali yang dihadiri camat, kepala desa se Kecamatan Watopute.
Hasil dari pertemuan itu keluar keputusan meminta masyarakat untuk segera mendaftarkan diri, agar sekaligus memasang SR (Sambungan Rumah) yang telah diputihkan dengan mendaftar baru, yang kebetulan wilayahnya dominan berada di wilayah dana sebanyak 100 lebih SR.
“Alhamdulillah saat ini SR tersebut aktif, hanya saja masalahnya selain pelanggan yang diputihkan tidak ada satupun masyarakat mendaftarkan diri sebagai pelanggan sampai saat ini sekalipun biaya pemasangannya sudah diturunkan 25% dari biaya reguler, selain itu juga tidak perlu mendaftarkan diri ke PDAM tapi bisa lewat kecamatan untuk memudahkan, sehingga sampai saat ini hanya 100 SR yang aktif dan operasi sampai saat ini,” jelasnya.
Comment