BERITA.NEWS, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem dalam rentang waktu 23 hingga 28 Desember 2019. Salah satunya mengenai ancaman terjangan angin puting beliung.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada dengan adanya potensi angin puting beliung, caranya lebih mengenali tanda-tanda kemunculannya.
Dia menyatakan ada lima tanda yang bisa dikenali masyarakat terkait bakal datangnya angin puting beliung.
“Satu hari sebelumnya udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah,” ungkap Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (25/12/2019).
Kedua, lanjut dia, pada pagi hari terlihat tumbuh awan kumulus. Di antara awan tersebut terlihat satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti bunga kol.
“Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam,” paparnya.
Kemudian pepohonan ada dahan dan ranting yang mulai bergoyang dengan cepat. “(Terakhir) ada sentuhan dingin di sekitar tempat kita berdiri,” jelasnya.
Dwikorita juga menjelaskan proses waktu dan terjadinya angin puting beliung. Berdasarkan proses, sambung dia, angin puting beliung pasti muncul di darat, bukan di laut.
Angin ini muncul berasal dari awan kumulus dengan kecepatan 30–40 atau 50 knots.
“Lama waktu kejadian berlangsung selama 3 menit maksimal 5 menit. Dengan jangkauan daerah yang rusak 5 hingga 10 kilometer,” jelasnya.
Ia menambahkan dari segi waktu, angin puting beliung biasa terjadi ketika pancaroba. Baik peralihan dari musim hujan ke kemarau atau sebaliknya.
Menurut Dwikorita, angin puting beliung tidak memiliki siklus dan sangat jarang terjadi susulan di lokasi yang sama.
“Lebih sering terjadi saat siang atau sore hari. Saat malam hari sangat jarang terjadi. Waktu terdeteksi 30 menit sampai 1 jam sebelumnya,” beber dia.
Adapun dampak puting beliung, ungkap Dwikorita, bisa membuat rumah semipermanen, papan reklame, hingga pohon yang sudah tua menjadi roboh. Parahnya lagi dapat menimbulkan korban jiwa. Maka itu, dirinya mengingatkan semua pihak mengantisipasi hal tersebut.
“Antisipasinya pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh untuk ditebang dahan-dahannya agar mengurangi beban. Atap rumah yang sudah rapuh diperkuat, dan cepat berlindung dari lokasi kejadian,” tutupnya, dikutip dari Okezone.
Comment