BERITA.NEWS, Takalar – Proyek pekekerjaan jalan betonisasi di beberapa ruas di Kabupaten Takalar yang dikerjakan selama dua tahun terakhir di 2018-2019 dengan kualitas sangat parah atau rendah yang dibawah pengawasan Dinas Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Bidang Bina Marga kembali mendapat kecaman dari berbagai elemen.
Pekerjaan jalan beton yang berlokasi di jalan poros Kelurahan Bulukunyi menuju Desa Cakura Kecamatan Polongbangkeng Selatan (Polsel) ini sangat merugikan pengendara. Baik bagi pengendara roda dua dan empat.
Pengendara roda empat pemilik mesti menutup rapat kaca mobil agar tidak terganggu. Sementara pengendara motor, mesti mengurangi kecepatan serta memakai masker di wajah tetap kurang dapat melihat kedepan akibat dari jalan beton yang berdebu dan kalau musim hujan maka takut jatuh karna becek.
Jalan Beton II itu disebutkan memakai anggaran senilai Rp18 miliar bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2019.
Pelaksana proyek tersebut yakni PT Jennifer Putra Mandiri. Sejumlah warga menilai jalanan tersebut tidak dikerjakan secara optimal.
Sebagaimana yang di beritakan beberapa media sebelumnya , kepala Kecamatan Polsel Baharuddin mengatakan tak sedikit warga setempat yang sering kali sesak napas akibat menghirup debu yang beterbangan, dan sekarang masuk musim hujan, takut ada warga yang terjatuh.
Camat Polsel ini mengaku tak bisa berbuat apa-apa menyikapi masalah tersebut. Sebab, debu yang beterbangan ditemukan hampir di sepanjang jalan.
“Kita belum bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, debu yang beterbangan hampir sepanjang jalan membuat Warga bisa sesak napas, dan terjatuh jika musim Penghujan,” ungkap camat.
Salah satu pengguat anti korupsi di Kabupaten Takalar Haeruddin Nompo kepada awak media mengatakan sebagai warga Takalar dirinya sangat menyayangkan pihak PUPR pihak Dinas PUPR bidang Bina Marga Kabupaten Takalar, yang selama dua tahun terakhir dari tahun 2018-2019, hasil pekerjaannya yang menggunakan uang negara dinilai memiliki kualitas rendah dan banyak yang rusak parah.
“Seperti pada pekerjaan betonisasi yang dikerjakan oleh PT. Jennifer Putera Mandiri dan PT. Diego yang terkesan di kerja asal jadi yang dijadikan sebagai ajang berkepentingan memperkaya diri” ucapnya.
Seiring itu, menurut dia dari proyek yang hancur dan tidak layak difungsikan bagi masyarakat umum untuk menikmati uang negara, terindikasi kuat ada beberapa kalangan yang dengan sengaja untuk menikmati keuntungan tanpa pandang bulu.
“Maka dari itu saya menduga adanya kongkalikong antara Kabid Bina Marga dan pihak rekanan juga PPK untuk memperkaya diri alias korupsi berjamaah disetiap pekerjaan proyek yang terlaksana,” sebutnya.
“Dan tentunya saya harap kepada pemerintah Kabupaten Takalar agar kiranya dapat mengevaluasi oknum oknum terkait yang diduga sangat merugikan uang negara, yakni PT. JPM dan PT. Diego agar tidak difungsikan lagi di Takalar serta Kabid Bina Marga dan PPK agar segera dicopot dari kedudukannya dengan dugaan kuat adanya permainan uang negara (Kongkalikong),” pintanya.
selain itu, sambung Haeruddin meminta agar penegak hukum untuk segera memeriksa semua pekerjaan proyek utamanya di tahun ini yang senilai 18 Miliyar yang dikerjakan oleh PT. JPM dengan kondisi yang rusak parah.
“Saya meminta penegak hukum untuk segera memeriksa proyek senilai Rp 18 Miliar tersebut. Dan saya harap tidak ada pencairan yang dilakukan pihak PUPR Kabupaten Takalar utamanya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),” tegas Haeruddin Nompo.
Terkait proyek tersebut, kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Takalar Asraruddin Rukka membenarkan beberapa proyek yang dikerjakan PT JPM tahun ini bermasalah.
“Memang ada beberapa ruas proyek yang dikerjakan tahun ini bermasalah, termasuk di ruas jalan Bulukunyi dan Malolo yang retak retak dan berdebu, dan benar itu dikerjakan oleh PT. Jennifer Putera Mandiri dibawah pengawasan Dinas PUPR Kabupaten Takalar” terangnya dalam keterangannya beberapa hari yang lalu.
- Sahabuddin Jaya
Comment