Dukung Program Kampung Iklim, Pemkab Gowa Raih Penghargaan Kementerian LHK

Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni saat menerima langsung penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar. (BERITA.NEWS/Putri).
Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni saat menerima langsung penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar. (BERITA.NEWS/Putri).

BERITA.NEWS, Gowa – Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan
menerima apresiasi Pembina Program Kampung Iklim (Proklim) Utama Tahun 2019.

Apresiasi yang diserahkan langsung Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jakarta ini diterima langsung Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni. Jumat (11/10/2019).

Apresiasi pemerintah pusat kepada pemerintah daerah diberikan karena kebijakan menatapkan pembinaan dan pemdampingan untuk mendukung Program Kampung Iklim (Proklim).

Selain itu, Kepala Dusun Buloe Desa Rappalemba, Arsyad juga menerima Proklim Utama dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

Wabup Gowa mengaku sangat bersyukur atas raihan tersebut. Dirinya pun mengapresiasi kerja keras stakeholder terkait yang telah membina Dusun Buloe sehingga mampu meraih penghargaan.

Baca Juga :  Erna Rasyid Taufan Launching Puspaga PeduliTa' Talk Ramadan Series

“Kami tentunya bersyukur dan berterimakasih karena pemerintah pusat dalam hal ini KLHK sangat peduli terhadap dampak perubahan iklim ditingkat lokal juga apresiasi terhadap kerja keras stakeholder terkait yang telah membina Dusun Buloe sehingga mampu meraih penghargaan ini,” tutur Abd Rauf.

Dirinya pun berharap, penghargaan ini mempu menjadi penyemangat bagi desa lainnya untuk lebih tekun dan giat dalam menerapkan program kampung iklim di wilayahnya.

Dijelaskan, ada upaya adaptasi dan mitigasi dalam memberikan pemahaman dan wawasan kepada
masyarakat tentang perubahan iklim dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Baca Juga :  Meningkat Setiap Tahun, IPM Luwu Masuk Kategori Tinggi

Kegiatan adaptasi merupakan kegiatan penyesuaian perencanaan infrastruktur dan desain terhadap dampak cuaca ekstrem yang memiliki beberapa cakupan yakni, perubahan Iklim, pengendalian kekeringan, banjir dan longsor, peningkatan ketahanan pangan, penanganan atau antisipasi kenaikan muka air laut, abrasi, gelombang tinggi (untuk daerah pesisir) dan pengendalian penyakit terkait iklim (malaria, demam berdarah, diare).

Sedangkan, kegiatan mitigasi merupakan antisipasi terjadinya perubahan iklim dengan mengurangi gas rumah kaca yang dihasilkan. Sehingga laju pemanasan global dapat diperlambat dan perubahan iklim yang wilayah cakupannya meliputi kelembagaan masyarakat, pengelolaan dan pemanfaatan limbah cair, penggunaan energi baru, terbarukan dan konservasi energi.

  • Putri