BERITA.NEWS, Amman – Kurang-lebih 9 ribu warga Yordania meninggal dunia setiap tahunnya akibat merokok. Jumlah tersebut berdasarkan data organisasi kesehatan dunia atau WHO.
Data itu dipaparkan saat pertemuan perdana antara Komite Nasional Anti-Rokok dan Tembakau dengan Perdana Menteri (PM) Yordania, Omar Razzaz, serta Ratu Yordania Dina Mired dan perwakilan dari WHO, di Amman, Senin (17/6/2019).
Dikutip dari Jordan Times, Rabu (19/6/2019) PM Yordania, Omar Razzaz, berjanji akan memerangi fenomena berbahaya ini dan dampak negatifnya terhadap masyarakat, terutama bagi kaum muda.
Menurut statistik WHO, jumlah perokok di Yordania merupakan salah satu yang terbanyak di dunia, dengan lebih dari 70 persen pria merokok pada tahun 2015. Ini adalah angka tertinggi di wilayah ini dan yang kedua di dunia setelah Indonesia .
Sembilan ribu orang lainnya meninggal setiap tahunnya di Yordania sebagai akibat dari merokok. Statistik juga menunjukkan, jumlah uang dihabiskan untuk merokok di Yordania mencapai 1,6 miliar Dinar atau setara 75 miliar rupiah untuk setiap tahunnya.
Belanja rokok itu sekitar 6 persen dari produk nasional bruto atau GDP negara Yordania dibandingkan dengan tingkat global sekitar 1,8 persen.
Selain itu, 70 persen pria dan sekitar 45 persen anak muda di Yordania kecanduan merokok.
PM Razzaz menekankan pentingnya memperkuat kesadaran dan tindakan pencegahan untuk membuat orang muda sadar pada usia dini akan bahaya merokok dan kecanduannya, terutama bahwa berhenti merokok lebih sulit daripada memulai kecanduan.
Komite menekankan perlunya menerapkan UU Kesehatan Masyarakat, mencegah merokok di tempat-tempat umum dan tertutup, dimulai dengan kementerian, lembaga publik, sekolah dan universitas.
Ini juga akan mencegah penjualan tembakau kepada anak-anak, dan menerapkan serangkaian langkah-langkah untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat peran klinik yang mendorong berhenti merokok.
Comment