BERITA.NEWS, Gowa – Setiap memasuki hari besar islam seperti menyambut bulan Ramadan, sejumlah pemakaman di Gowa ramai pengunjung.
Sebut saja Makam Syekh Yusuf yang terletak berbatasan antara Kabupaten Gowa dan Kota Makassar, tepatnya di Jalan Syekh Yusuf ini mulai ramai oleh pengunjung yang berziarah.
Terhitung sejak memasuki bulan Rajab volume pengunjung berangsur meningkat dan diperkirakan pengunjung makam Syekh Yusuf ini akan membludak pada saat jelang lebaran Idul Fitri hingga pasca lebaran.
Penjaga Makam Syekh Yusuf, Muh Yunus Daeng Liong mengatakan, sebelum menjalankan ibadah puasa masyarakat dari penjuru Sulawesi Selatan akan datang ke Makam Syekh Yusuf yang dianggap sebagai orang yang sangat berjasa kepada agama islam, dan dianggap sebagai panutan bagi mereka.
“Jadi menjelang bulan puasa begini mereka berbondong – bondong berziarah, ziarah makam Syekh Yusuf ini juga merupakan adat turun temurun dari keluarga mereka. Tidak sedikit dari mereka akan berziarah pada saat setelah lebaran nanti,” jelas Daeng Liong sapaan akrabnya. Jumat (3/5/2019).
Tidak sedikit dari peziarah datang ke makam ulama dengan gelar Tuanta Salamaka yang berarti “Orang yang memperoleh keberkahan dari Allah” ini untuk menyampaikan rasa syukur kepada Allah.
“Jadi orang kesini itu selain sebagai wujud rasa syukur kepada Allah, mereka ziarah karena ingin melunasi nazar. Ada juga mereka yang sudah menikah terus kesini ziarah sebagai tanda syukur kepada Allah ta’ala. Kemudian orang yang menghendaki keturunan pun setelah diberi keturunan mereka juga datang kesini sebagai wujud syukur,” jelasnya.
Diakui Daeng Liong, pengunjung yang datang ke Makam Syekh Yusuf tidak hanya berasal dari Sulawesi Selatan saja, tidak sedikit dari mereka adalah peziarah dari negeri jiran Malaysia hingga Amerika.
Daeng Liong menceritakan Syekh Yusuf sendiri merupakan seorang penyebar islam diabad 17, seorang Sufi, seorang waliullah, dan pahlawan nasional di dua negara yakni di Indonesia dan di Afrika Selatan.
“Jadi beliau ini adalah tokoh yang sangat di hormati oleh semua agama. Bukan saja umat islam. Beliau ini pada saat itu berjuang di kerajaaan banten pada abad ke 11. Beliau membantu mertuanya Sultan Agung Tirtayasa melawan VOC Belanda. Karena beliau sangat sakti dan tidak bisa dikalahkan oleh VOC, Syekh Yusuf pun diajak berunding tetapi atas kehendak Allah dirinya ditangkap dan dipindahkan ke Jakarta kemudian diasingkan lagi ke Srilanka dan disana Syekh Yusuf menyebarkan Islam. Tidak lama beliau kembali diasingkan ke Afrika Selatan dan kemudian disana kembali menyebar islam. Karena budi pekerti umat islam sangat bagus, sehingga banyak orang tertarik masuk islam,” kisah Daeng liong.
Disamping makam Syekh Yusuf tampak pula makam istrinya yang merupakan anak dari Sultan Alauddin raja Gowa ke-14 yang pertama kali memeluk islam di Gowa.
Diketahui, Syekh Yusuf memiliki tujuh istri dengan 12 orang anak, Daeng Liong menyebut selain anak dari Sultan Alauddin raja Gowa ke-14 sebagai istri pertama, istri kedua Syekh Yusuf merupakan anak dari imam masjidil haram, istri ketiganya anak dari Syekh Jeddah, kemudian istri keempatnya itu anak dari Sultan Ageng Tirtayasa Raja Banten. Istri kelimanya itu juga anak dari Sultan Ageng Tirtayasa. Istri keenam anak dari raja semarang, jawa tengah, kemudian istri ke tujuh anak dari Sunan Giri salah satu wali sembilan dari Jawa Timur.
.ACP
Comment