BERITA.NEWS, Makassar – Arianto Gozali warga Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate Kota Makassar mulai khawatir melihat kondisi dinding rumahnya retak-retak sejak berdirinya tower Base Transceifer Station atau BTS tahun 2013 silam.
Dimana tower yang dibangun di atas ruko lantai 2 tersebut tepat disamping rumah Arianto Gozali. Ia hanya berharap kontrak pembangunan tower tersebut tidak berlanjut.
“Saya sangat merasakan dampak tower itu pak. Saya lihat berapa titik dinding ruko saya sudah retak-retak. Dan itu sangat membahayakan keluarga saya pak,” ujar Arianto Gozali kepada BERITA.NEWS, Rabu (15/7/2020).
Selain itu warga juga resah dan takut jika ada angin kencang serta dampak radiasi yang ditimbulkan oleh tower tersebut.
“Saya pribadi tidak menolak. Tapi saya minta kepada Pemkot dan Camat agar solusi tower itu dipindahkan,”teganya.
Daeng Tarang warga lainnya juga menolak perpanjangan kontrak tower jika tetap diatas ruko tersebut. Setahu dia kontrak tower oleh pemilik lahan selama 10 tahun yang berakhir pada 2023 mendatang.
“Jadi warga disini sudah cukup merasakan was-was karena tower yang dibangun di atas ruko itu,” jelasnya.
Kamase Kanna selaku pemilik lahan bangunan tower beralamat di Jalan Muh Tahir, mengatakan soal protes warga silakan konfirmasi PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) sebagai pemilik tower tersebut.
“Setahu saya izin bangunan tower itu sudah lengkap sebelum dibangun pak. Kalau mau protes silakan ke pemilik tower,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Diketahui, PT Protelindo merupakan perusahaan swasta bidang telekomunikasi yang beralamat di Jakarta. Saat dikonfirmasi via telepon tidak direspon.
Camat Tamalate Hasan Sulaiman menuturkan perihal tower yang diprotes oleh masyarakat akan ditanggapi. Pihaknya akan melibatkan beberapa instansi terkait untuk membahas persoalan tower tersebut.
. ASRUL
Comment