Soal Tagihan Listrik Mahal, PLN Tepis Tudingan Subsidi Silang

ilustrasi: net

ads

BERITA.NEWS, Jakarta – PT PLN (Persero) menepis tudingan masyarakat yang menyebut perusahaan setrum pelat merah itu melakukan praktik subsidi silang di tengah relaksasi tagihan listrik bagi para pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA subsidi.

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka bilang asumsi yang ada di masyarakat akibat membengkaknya tagihan listrik untuk April 2020 tak berdasar. Kenaikan tarif listrik tiap pelanggan memiliki perhitungan persis dan tidak bisa dilimpahkan kepada pelanggan lainnya.

Ia juga menyebut PLN tak menaikkan tarif listrik sejak 2017 dan memang tarif yang dikenakan tak berubah, sesuai dengan golongan masing-masing pelanggan.

“Tidak bisa ditagihkan lebih atau kurang satu kWh pun, ada perhitungannya sesuai dengan tarif golongan masing-masing. Asumsi PLN melakukan subsidi silang tidak mendasar sama sekali, tidak benar,” ujarnya lewat video conference pada Rabu (6/5), mengutip CNN Indonesia.

Dia menjelaskan bahwa membengkaknya tagihan listrik untuk April 2020 disebabkan oleh perubahan mekanisme perhitungan tagihan listrik. Alasan lainnya, yaitu naiknya konsumsi listrik selama penerapan kerja dari rumah (WFH).

Made mengatakan bahwa PLN menunda pencatatan dan pemeriksaan meteran listrik pelanggan demi mencegah penyebaran wabah virus corona, tagihan Maret pun diambil dari rata-rata konsumsi 3 bulan sebelumnya, yaitu Desember 2019 dan Januari-Februari 2020.

Oleh karena itu, Made menyebut bahwa penggunaan berlebih pada Maret yang belum ditagihkan dilimpahkan (carry over) ke penggunaan April.

Artinya, jika konsumsi pelanggan pada Maret adalah 700 kWh, namun rata-rata konsumsi 3 bulan sebelumnya adalah 500 kWh, maka yang ditagihkan adalah 500 kWh untuk Maret. Sementara 200 kWh yang belum ditagihkan kemudian diakumulasikan pada tagihan April.

“Sehingga terjadi kenaikan, ada carry over dari Maret dan peningkatan di April sehingga tagihan kWh terasa 200 kali lipat tagihannya, ini perlu kami jelaskan,” terang Made.

Pada kesempatan sama, Made juga mengakui kurangnya sosialisasi dari PLN kepada masyarakat akan perubahan mekanisme perhitungan tersebut, sehingga menimbulkan berbagai tudingan tak mendasar.

Untuk itu, dia menyarankan para pelanggan untuk menyampaikan keluhan langsung kepada PLN baik melalui telepon di PLN 123 mau pun sosial media. Ia bahkan berjanji jika pelayanan yang diberikan lewat telepon mau pun sosial media tak memuaskan, pihaknya siap menyambangi rumah pelanggan.

“Kalau tidak puas kami akan datangi rumah pelanggan, ini upaya yang kami lakukan agar pelanggan bisa memahami kondisi ini,” pungkasnya.

Comment