BERITA.NEWS, Teheran – Demonstrasi pecah di Iran setelah pemerintah secara tidak terduga mengumumkan penjatahan bahan bakar dan menaikkan harganya. Sedikitnya dua orang tewas dalam bentrokan yang terjadi.
Pada Jumat, harga di Iran naik sedikitnya 50 persen karena pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar. Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka ingin menyisihkan uang untuk membantu warga miskin.
Iran mengalami kesulitan ekonomi karena sanksi keras yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) setelah Washington memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015.
Di bawah aturan baru, setiap pengendara diizinkan untuk membeli 60 liter bensin per bulan dengan 15.000 real (sekira Rp6.333) per liter. Setiap liter tambahan berikutnya dikenakan biaya 30.000 real (sekira Rp12.666).
Sebelumnya, pengemudi diizinkan membeli bahan bakar hingga 250 liter dengan harga 10.000 real (sekira Rp4.222) per liter, demikian laporan AP yang dilansir BBC.
Pemerintah mengatakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari menghapus subsidi bensin akan digunakan untuk pembayaran tunai kepada rumah tangga berpenghasilan rendah. Demikian dilansir dari Okezone.
Kepala Organisasi Perencanaan dan Anggaran Iran, Mohammad Baqer Nobakht, mengatakan bahwa mulai bulan ini, 18 juta keluarga akan mendapat tambahan uang tunai sebagai akibat dari kenaikan harga. Dalam keterangan di televisi pemerintah, dia mengatakan bahwa langkah baru ini diharapkan akan menghasilkan 300 triliun real per tahun.
Satu orang terbunuh dalam demonstrasi di pusat Kota Sirjan. Kantor berita Irna mengatakan ada bentrokan dengan polisi ketika para demonstran menyerang gudang penyimpanan bahan bakar pada Jumat dan mencoba untuk membakarnya.
Beberapa orang lagi terluka juga terluka dalam protes yang terjadi di seluruh negeri, dengan seorang demonstran juga tewas di Kota Behbahan.
Kota-kota lain juga terpengaruh termasuk ibu kota Teheran, Kermanshah, Isfahan, Tabriz, Karadj, Shiraz, Yazd, Boushehr dan Sari. Di beberapa kota, puluhan pengendara yang marah memblokir jalan dengan mematikan mesin mobil atau meninggalkan kendaraan dalam kemacetan.
Beberapa foto tampak menunjukkan kantor polisi yang terbakar di selatan kota Shiraz.
Berbicara di TV pemerintah Iran, Jaksa Agung Mohammad Jafar Montazeri menyalahkan “beberapa pengganggu” atas protes tersebut. Dia mendesak orang-orang untuk menjauhkan diri dari mereka yang, menurutnya, ingin menunjukkan penentangan mereka terhadap sistem Islam.
Dia juga menuduh para demonstran memiliki “akar di luar negeri”.
Presiden Hassan Rouhani pada Sabtu mengatakan bahwa 75 persen warga Iran saat ini “di bawah tekanan” ekonomi dan pendapatan tambahan dari kenaikan harga bensin akan diberikan kepada mereka dan diaslurkan ke kas negara.
Comment