Taruna Ikrar Matangkan Kerja Sama Regulasi Obat RI–Rusia, Abu Dhabi Jadi Saksi Sejarah

BERITA.NEWS – Di sela penyelenggaraan Second International Forum of Pharmaceutical Inspectorates di Abu Dhabi, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., menggelar pertemuan penting dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta State Institute of Drugs and Good Practices (SID&GP) dari Federasi Rusia, Senin (24/11/2025).

Pertemuan ini menandai langkah strategis kedua negara untuk memperkuat kolaborasi regulasi obat dan memperluas akses pasar farmasi.

Dalam pertemuan tersebut, hadir jajaran pejabat tinggi Rusia, antara lain Dmitry Galkin (Direktur Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan MIT Rusia), Konstantin Ryzhnikov, Vladislav Shestakov, serta pimpinan divisi inspeksi farmasi dari SID&GP.

Delegasi Indonesia turut didampingi oleh Shanti Marlina, Plt Direktur Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor BPOM.

Mengawali pertemuan, Prof Taruna menyampaikan apresiasi atas undangan Rusia yang selama ini secara konsisten mengikutsertakan BPOM dalam berbagai forum internasional, termasuk All-Russian GMP Conference.

“Undangan ini mencerminkan kepercayaan serta komitmen kita untuk memperkuat kolaborasi internasional. Forum ini menjadi ruang penting bagi BPOM untuk berbagi praktik terbaik dan membangun jejaring global,” ujar Prof Taruna.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Rusia memiliki perspektif strategis, terlebih kedua negara berada dalam orbit kerja sama emerging economies dan BRICS.

Salah satu agenda utama pertemuan adalah pembahasan finalisasi Memorandum of Understanding (MoU) antara BPOM RI dan MIT Rusia. MoU ini merupakan penyempurnaan dari draf Cooperation Agreement yang telah dibahas sejak 2021 namun sempat tertunda.

Menurut Prof Taruna, bentuk MoU dipilih karena lebih fleksibel dan mencakup kerja sama yang lebih luas dibanding perjanjian teknis awal.

“Kami telah menyiapkan draf awal MoU dan akan melakukan konsultasi lanjutan dengan Kementerian Luar Negeri. Kami optimistis draf final dapat dibahas bersama sebelum akhir tahun,” jelasnya.

Dorong Akses Ekspor-Impor Produk Farmasi

Dalam diskusi, kedua pihak menyepakati bahwa kerja sama regulator akan membuka ruang besar bagi peningkatan akses pasar produk farmasi, baik antara Indonesia dan Rusia maupun ke negara-negara Eurasian Economic Union (EAEU).

Regulasi yang sinkron, harmonisasi prosedur inspeksi, serta potensi regulatory reliance menjadi kunci untuk menghilangkan berbagai hambatan ekspor-impor.

“Ini bukan hanya peluang bagi industri farmasi, tetapi juga produk herbal, kosmetik, hingga pangan olahan dari kedua negara,” kata Prof Taruna.

Rusia melalui SID&GP menawarkan kolaborasi mendalam pada sistem inspeksi Good Manufacturing Practices (GMP). BPOM menyambut baik usulan tersebut, khususnya peluang untuk mengirimkan personel pada program pelatihan inspeksi bersama di Eurasian Academy of Good Practices.

Program ini dinilai penting untuk meningkatkan kompetensi teknis para inspektur BPOM dan memperkuat pendekatan berbasis risiko sesuai standar global.

“Kolaborasi teknis ini akan memperkuat harmonisasi praktik regulasi dan meningkatkan kepercayaan antar-otoritas pengawasan,” ucap Prof Taruna.

Menutup pertemuan, Prof Taruna menyampaikan undangan resmi kepada Mr. Vladislav Shestakov dan delegasi Rusia untuk melakukan kunjungan balasan ke Jakarta.

“Kemitraan ini memperlihatkan komitmen kita bersama untuk memastikan obat yang aman, bermutu, dan efektif dapat diakses masyarakat di kedua negara maupun dunia,” tegasnya.

Pertemuan di Abu Dhabi ini menegaskan posisi BPOM sebagai aktor penting dalam diplomasi kesehatan global, sekaligus membuka jalan bagi era baru kerja sama regulasi farmasi Indonesia–Rusia.

Comment