BERITA.NEWS,Makassar- Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Makassar Fathur Rahim mendampingi Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menerima audiensi Tim Densus 88 Anti Teror di Balaikota.
Audiensi Tim Densus 88 ini dipimpin langsung Kasatgaswil Sulsel, Agung NM. Sedangkan dari Pemkot Makassar hadir Kepala Kesbangpol Fatur Rahim serta Kepala Dinas Sosial Andi Bukti Jufri.
Pertemuan ini memperkuat kerjasama kedua belah pihak dalam mendukung sinergi pencegahan dini, penguatan literasi digital, hingga pembinaan sosial agar potensi penyebaran paham radikal dapat ditekan sejak akar rumput.
Fatur Rahim, menjelaskan bahwa kolaborasi antara Pemkot Makassar dan Densus 88 bukan hal baru, namun perlu terus diperkuat seiring dengan perubahan zaman dan pola penyebaran radikalisme yang semakin canggih.
“Jelas kolaborasi ini penting, dan yang sudah berjalan selama ini perlu kita tingkatkan. Artinya, dengan semakin meluasnya perkembangan teknologi, penanganan kita juga harus makin melebar,” jelasnya.
Ia menegaskan, pemerintah kota tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan keterlibatan lintas dinas dan seluruh elemen masyarakat agar pengawasan dan edukasi terhadap bahaya paham ekstrem dapat berjalan efektif.
” Secara tugas, pemerintah hadir di mana-mana untuk menjaga anak-anak kita ke depan. Jadi, penanganan dan perbaikan itu akan lebih baik jika dilakukan secara kolektif,” tambahnya.
Dalam pertemuan dengan Densus 88, turut dibahas pentingnya pengawasan terhadap ceramah dan kegiatan keagamaan di masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran paham radikal.
Lanjut dia, ini bagian dari seluruh komponen pemerintah kota memang harus bergerak bersama-sama. Artinya, ada juga pada materi ceramah atau kegiatan keagamaan yang dilakukan.
“Pasti ada penanganan dari dinas-dinas terkait, seperti Dinas Penanggulangan Anak, Dinas Sosial, dan lainnya. Itu semua bagian dari upaya memperkuat dan menjaga generasi kita ke depan,” tutur Fatur.
Selain itu, Pemkot Makassar juga menyoroti pentingnya peningkatan literasi digital, terutama dalam pengawasan terhadap aktivitas anak-anak di dunia maya, termasuk dalam penggunaan game online yang berpotensi menjadi mes dium penyebaran ideologi ekstrem.
“Secara spesifik hal itu belum kami bahas, tetapi secara umum pasti dinas-dinas terkait, termasuk Dinas Kominfo, sudah memberi edukasi-edukasi yang baik,” katanya.
“Jadi, yang dibicarakan tadi, bagaimana kita bisa bersinergi bersama menjaga generasi muda ke depan,” sambung Fatur.
Comment