BERITA.NEWS,Makassar- Unicef bersama Yayasan Jenewa Madani Indonesia terus melakukan bergerak melakukan upaya mempercepat penurunan angka stunting yang masih tinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Upaya ini didukung Tanoto Fondation serta kolaborasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel melalui Diskusi Implementasi Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) Pencegahan Stunting di Hotel Santika Makassar. Kamis (8/5/2025).
Berdasarkan data klaim Pemprov Sulsel, angka prevalensi stunting pada 2024 (SSGI) sebesar 23,3 persen turun 4,1 persen dari 27,4 persen dari 2023 (SKI).
Namun perjalanan pencegahan stunting masih perlu dilanjutkan untuk memastikan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.
Sejak tahun 2022, Tanoto Foundation menggandeng UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia untuk mendukung Pemprov Sulsel mengimplementasikan pendekatan KPP untuk pencegahan stunting.
Pendekatan KPP terdiri atas empat unsur utama: advokasi kebijakan, mobilisasi sosial, kampanye publik, dan komunikasi antar pribadi.
Pelaksanaan keempat pendekatan KPP ini secara utuh di setiap level pemerintahan dari provinsi hingga desa dapat mendukung terwujudnya percepatan pencegahan stunting.
Melalui dukungan Tanoto Foundation di Sulawesi Selatan, pendekatan KPP ini telah dituangkan dalam Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku yang disusun sejak 2022 dan menjadi rujukan dalam penyusunan strategi kabupaten/kota.
Hingga tahun 2024, 20 kabupaten/kota telah mengembangkan Strakom masing-masing. Selain itu, berbagai peningkatan kapasitas tenaga kesehatan puskesmas, kader posyandu, hingga tokoh masyarakat telah dilakukan untuk memperkenalkan pesan-pesan kunci pencegahan stunting.
Selain itu, telah dilakukan kerja sama dengan berbagai lembaga untuk mengedukasi dan menggerakan masyarakat, demikian juga dengan kampanye yang dilakukan melalui berbagai media.
Diskusi kali ini menghadirkan pemangku kepentingan dari enam kabupaten, yaitu Gowa, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Toraja Utara, Enrekang, dan Pinrang.
Masing-masing kabupaten berbagi praktik baik dan tantangan mengimplementasikan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Strakom) yang telah disusun sebelumnya.
Acara juga menghadirkan Sisca Wulandari dan Natasha selaku perwakilan Tanoto Foundation, Ibu Ninik Sukotjo selaku Nutrition Specialist UNICEF Indonesia, Henky Widjaya selaku Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku.
Lalu ada Nike Frans selaku Nutrition Officer UNICEF, Prof. dr. Veni Hadju, M.Sc, Ph.D dan dr. Djunaedi M. Dachlan, MS, sebagai tim pakar untuk memperkuat pemahaman teknis dan strategis dalam pendekatan KPP, serta Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said dan tim.
“Kami ingin belajar dan ingin menularkan ke kota dan kabupaten wilayah intervensi kami, apa hambatan dan tantangan dalam penerapan KPP, bagaimana rencana kedepan terkait KPP. Kami mengapresiasi kerjasama antara UNICEF, JENEWA, dan pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan, untuk memastikan setiap anak tidak mengalami stunting,” Tutur Sisca Wulandari.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian dukungan UNICEF dan mitra sejak tahun 2022 dalam penyusunan pedoman Strakom tingkat provinsi, yang telah diadopsi oleh 20 kabupaten/kota hingga tahun 2024.
Diskusi ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman lintas sektor dalam implementasi pendekatan KPP sebagai strategi kunci dalam percepatan penurunan stunting di Sulawesi Selatan, membangun kolaborasi lintas sektor, serta merumuskan langkah-langkah konkret dalam implementasi KPP yang lebih efektif.
Melalui diskusi ini, diharapkan tercipta kesepakatan untuk menyusun mekanisme pelatihan, pemantauan, serta evaluasi rutin terhadap implementasi KPP di daerah. Hasil diskusi ini juga akan menjadi dasar penguatan komitmen lintas sektor guna memastikan intervensi komunikasi tidak hanya informatif, tetapi juga transformatif.
“Kita bersyukur dalam 5 tahun terakhir kita dapat melihat hasil dari pemerintah provinsi dari angka 27,4 % ke angka 23,3 %, yang kita maknai bersama adalah keseriusan tidak mudah untuk mengorganisir stunting, saya berharap diskusi ini berkelanjutan kedepan,” ucap Henky Widjaya.
Harapannya dengan kerja sama yang kokoh antara pemerintah, lembaga non pemerintah seperti mitra pembangunan dan donor, serta berbagai pihak lainnya yang mendukung dari provinsi hingga desa, maka bersama-sama stunting dapat dicegah untuk generasi Sulawesi Selatan yang semakin berkualitas.


Comment