Pesantren Kilat Ramadhan di Lapas Parepare: Upaya Pembinaan Keagamaan bagi Warga Binaan

BERITA.NEWS, Parepare – Di bulan suci Ramadhan 1446 H, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Parepare menggelar kegiatan pesantren kilat bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kegiatan ini berlangsung di Masjid At-Taubah Lapas Parepare dan diikuti oleh 100 warga binaan.

Pada hari ini, penyampaian materi pesantren kilat dibawakan oleh Tim Penyuluh Agama Islam dari Kantor Kementerian Agama Kota Parepare, Ustaz Muhammad Asdar.

Materi yang diberikan meliputi bacaan tahsin Al-Qur’an guna memperbaiki dan memperindah bacaan ayat suci.

Pesantren kilat ini berlangsung dari 3 Maret hingga 31 Maret 2025, setelah sebelumnya dibuka secara resmi oleh Kepala Lapas Kelas IIA Parepare, Totok Budiyanto, pada 26 Februari 2025.

Kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi Presiden RI tentang Asta Cita, 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, serta 21 Arahan dan Perintah Direktur Jenderal Pemasyarakatan.

Rangkaian Kegiatan Pesantren Kilat

Materi pesantren kilat tersusun secara sistematis dan terjadwal, mencakup:
✅ Membaca Al-Qur’an
✅ Praktek wudhu dan shalat
✅ Praktek memandikan dan merawat jenazah
✅ Tayamum dan adzan
✅ Menghafal surat-surat pendek dan doa-doa pilihan
✅ Mendengarkan ceramah dan diskusi keislaman

Sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi dalam kegiatan ini, warga binaan yang mengikuti pesantren kilat akan mendapatkan penilaian khusus dan sertifikat di akhir program.

Baca Juga :  Pelabuhan Nusantara Parepare Dipadati Ribuan Pemudik di Awal Libur Sekolah

Selain pesantren kilat, warga binaan juga diberikan kesempatan menjalankan ibadah sholat tarawih berjamaah yang dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur’an, baik di masjid maupun di kamar masing-masing.

Membentuk Warga Binaan yang Lebih Baik

Kepala Lapas Parepare, Totok Budiyanto, menegaskan bahwa pihaknya selalu mendukung kegiatan positif yang berkontribusi terhadap pembinaan moral dan keagamaan warga binaan.

“Hal ini sejalan dengan tujuan Sistem Pemasyarakatan untuk membentuk warga binaan menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima kembali di tengah masyarakat dan bermanfaat bagi negara,” ujar Totok.

Ia menambahkan bahwa kebahagiaan dan kekhusyukan beribadah di bulan Ramadhan bukan hanya milik mereka yang hidup bebas di luar, tetapi juga bagi warga binaan yang sedang menjalani hukuman.

“Para warga binaan adalah manusia yang memiliki hak untuk melaksanakan ibadah sebagaimana individu lainnya. Negara berkewajiban memfasilitasi mereka agar setelah menjalani hukuman dapat kembali menjadi manusia yang lebih baik,” pungkasnya.

Dengan adanya pesantren kilat ini, diharapkan warga binaan Lapas Parepare dapat memperkuat nilai-nilai keislaman, meningkatkan spiritualitas, serta memperoleh bekal moral yang lebih baik untuk menjalani kehidupan setelah masa hukuman berakhir.

Comment