MAKASSAR, BERITA.NEWS– Anggota DPRD Kota Makassar, Apiaty Amin Syam menyebut keterlibatan seseorang pemuda di segala sektor dalam pembangunan dan kemajuan suatu daerah, sangatlah penting dan bermanfaat untuk semua.
Sebab pergerakan pemuda, menurut Apiaty, selalu menjadi ujung tombak dan penggerak bagi kebermanfaatan masyarakat, keluarganya dan pembangunan daerah.
Itu disampaikan Apiaty Amin Syam saat menggelar sosialisasi penyebarluasan Perda nomor 6 tahun 2019 tentang Kepemudaan, di Hotel Aston Makassar, Jumat (14/7/2023).
“Pemuda ini adalah suatu unsur terpenting yang dimiliki oleh bangsa. Karena kepemudaan mencakup seorang anak muda atau milenial untuk menjadikan generasi penerus,” ujarnya.
Sehingga kehadiran pemerintah, kata Apiaty, sebagai wadah dan mediator untuk memberikan ruang kepada pemuda dalam mengembangkan ilmu dan potensinya.
“Misalnya di sektor mana saja seseorang pemuda itu mau bergerak, seperti olahraga, wirausaha, akademik, dan lainnya, maka pemerintah dalam hal ini Dispora menjadi wewenang untuk memediasi para pemuda kita,” jelasnya.
Meski begitu, Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini juga mengajak para pemuda untuk peduli terhadap dirinya, keluarga dan kemajuan daerahnya dengan hadir mengambil peran serta terlibat aktif di tengah masyarakat.
“Karena pemerintah selama ini yang membuat program kepemudaan seperti apa, makanya pemuda kita juga harus ikut aktif seperti kapasitas dan kemajuan generasi muda dalam keterlibatan proses pembangunan daerah,” bebernya.
Hadir sebagai narasumber sosialisasi, Dr Sitti Khadijah dalam paparan materinya bahwa secara peraturan daerah yang telah ditetapkan seseorang dikatakan pemuda dia yang mulai umur 16 hingga 35 tahun.
“Tapi dalam kehidupan nyata, pemuda itu dia yang pemikirannya ke masa depan, mempunyai etika dan moral yang baik ke masyarakat meskipun dalam hitungan usianya tua,” paparnya.
Sebaliknya, kata dia, jika ada seseorang hitungan usianya masih muda, tapi menunjukkan sikap dan perilakunya seakan-akan masa bodoh, dan selalu menceritakan masa lalu serta sejarah kelam, maka sesungguhnya dia bukan pemuda.
Karena yang dimaksud dengan pemuda, menurut dia, seseorang yang selalu terlibat aktif. Selalu memikirkan masa depan kemajuan, bahkan update dalam segala bidang.
“Di Kota Makassar sendiri, ada banyak sekali komunitas dan lembaga kepemudaan. Apapun itu, baik yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan, bidang keagamaan, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,” pungkasnya.
Sementara itu, narasumber kedua Munafri Arifuddin menyampaikan terlalu banyak berita yang publik dengar adanya masalah namun melibatkan para pemuda, ada soal ugal-ugalan, perang kelompok, dan keributan di masyarakat.
“Apa penyebabnya semua itu? Saya katakan yang salah bukan pemudanya, tapi pemerintah yang kurang memberi akses kepada anak muda kita dalam berekspresi,” ungkapnya.
Yang paling penting, kata Ketua Golkar Makassar yang disapa Appi ini, bagaimana akses itu dibuka seluas-luasnya untuk pemuda agar mengembangkan potensi dan dirinya di bidang mana saja yang diminati.
“Struktur kepemudaan saat ini, mulai pemuda, menjadi milenial, kemudian gen z, mereka hanya butuh akses dan ruang. Maka dari itu pemerintah tidak boleh tutup mata dalam melibatkan pemuda untuk mewujudkan pekerjaannya,” tegas Appi. (*)
Comment