OJK Sebut Keuangan Nasional Stabil Disaat Ketidakpastian Ekonomi Global

BERITA.NEWS,Jakarta- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para perbankan dan pembiayaan tetap melakukan antisipasi akibat ketidakpastian ekonomi global saat ini.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa melalui siaran pers OJK menuliskan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan per 27 Juni menilai keuangan nasional masih stabil.

Permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai serta kinerja intermediasi
yang kembali meningkat, di tengah masih tingginya ketidakpastian pada
perekonomian dan pasar keuangan global.

Rilis data perekonomian global menunjukkan  perkembangan ekonomi negara-negara utama sehingga respons kebijakan juga menunjukkan divergensi.

Di AS, the Fed menahan kenaikan suku bunga kebijakan seiring mulai meredanya
tekanan inflasi.

Namun, dengan masih ketatnya pasar tenaga kerja di tengah kinerja
perekonomian yang di atas ekspektasi, the Fed mensinyalkan masih akan ada
kenaikan suku bunga di tahun ini.

Kebijakan untuk menaikkan suku bunga juga ditempuh oleh bank sentral Eropa
karena tingkat inflasi di beberapa negara Eropa yang persisten tinggi.

Di Tiongkok, pemerintah dan bank sentral mengeluarkan stimulus dan menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus melemah.

Di domestik, kinerja perekonomian nasional terpantau positif dengan tekanan inflasi
mereda dan kembali ke rentang target Bank Indonesia (Juni 3,52 persen yoy, turun
dari Mei 2023 sebesar 4,00 persen).

Selain itu, optimisme konsumen meningkat dan kinerja sektor riil juga terpantau positif.

Baca Juga :  Suplai LPG ke Outlet Koperasi Merah Putih Sulsel, Pertamina Ingatkan Aturan HET

Neraca perdagangan, di tengah penurunan
pelemahan harga komoditas utama ekspor Indonesia, juga mencatatkan surplus di Mei
2023.

Kinerja perekonomian nasional di nilai relatif lebih baik bandingkan negara-negara
lain/peers yang di dukung oleh resiliensi sektor keuangan, sebagaimana rilis laporan
Article IV Consultation oleh IMF.

Kinerja positif perekonomian turut di dukung oleh stabilitas sistem keuangan yang solid.

Hasil Global Bank Stress Test IMF menunjukkan dalam skenario ekonomi memburuk, stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap dapat terjaga baik

dengan buffer permodalan dan likuiditas perbankan yang dimiliki diperkirakan mampu menyerap risiko yang muncul.

Sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung, kinerja korporasi turut
terangkat.

Asesmen OJK sampai dengan kuartal pertama 2023 menunjukkan jumlah
korporasi dalam tekanan, yang sempat meningkat selama pandemi dan

bahkan meninggalkan scarring effect yang cukup dalam untuk beberapa sektor, terus
menurun.

OJK mendukung transisi yang baik (smooth) dari era pandemi dengan melakukan
normalisasi kebijakan secara bertahap (targeted) sehingga tidak menimbulkan
guncangan (cliff effect).

Kebijakan ini akan ditempuh secara terukur sehingga tidak menimbulkan moral hazard.

OJK juga telah meminta perbankan dan perusahaan pembiayaan untuk terus
membentuk pencadangan yang memadai

untuk mengantisipasi berbagai
ketidakpastian yang bersumber dari perekonomian global ke depan.

Comment