BERITA.NEWS,Makassar– Komite Daerah (Komda) Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi/Vaksinasi (PP KIPI) Sulawesi Selatan (Sulsel) dr Martira Maddeppungeng akui prosedur skrining vaksinasi di daerah belum maksimal.
Hal itu ditemukan usai melakukan kajian terkait dugaan penyebab kematian pelajar Andi Nur Widya (AW) 13 tahun setelah menerima vaksin dosis kedua di Puskemas Patimpeng Bone. KIPI menilai ada Prosedur skrining tidak berjalan optimal.
Pelajar AW diduga meninggal usai vaksin dosis kedua 23 November 2021 lalu di Puskesmas Patimpeng Bone. 16 hari setelah itu ia ke Poliklinik Puskesmas Salomekko keluhkan bengkak dan nyeri pada punggung belakang kanan. Ia juga diklaim punya penyakit jantung bawaan.
Hanya saja, KIPI tetap menganggap penyebab kematian AW tidak ada kaitannya dengan vaksin.
dr Martira mengatakan kajian KIPI Sulsel ditemukan Standar prosedur vaksinasi belum optimal. Saat pelajar AW melakukan vaksin dosis 2, ada 700 orang juga tunggu giliran. Sedangkan hanya 1 petugas bertindak sebagai Vaksinator.
“Kalau yang patimpeng dia memang mengatakan kalau yang ikut vaksin itu ada 700 dan vaksinator hanya satu tim jadi mungkin pikiran kita seleksi skrining itu masih perlu di optimalkan. Saya katakan tadi harusnya rasional antara vaksinator dengan sampel yang mau di vaksin supaya ada keseimbangan,” ucapnya di Kantor Dinkes Sulsel. Kamis (6/1/2022) lalu.
Lebih lanjut, dr Martira menjelaskan petugas Vaksinator saat itu tetap lakukan prosedur skrining vaksinasi. Hanya saja dinilai tidak sesuai jika satu petugas tangani 700 orang yang hadir.
“Yang disana kemarin katanya satu ji dari puskesmas saja di patimpang itu . 700 katanya dari pagi sampai sore waktu itu. Tetap melakukan skrining itu tapi sejauh mana sih pasti orang capek 700. Untuk vaksinasi sebaiknya perhatikan jumlah orang yang divaksin dengan kita yang vaksinator dan skrining tetap jalan,” ujarnya.
Padahal, Kemenkes telah menetapkan standar produsen alur vaksinasi 3 Mei 2021 lalu. Meja 1 screening dan vaksinasi dan meja 2 untuk pencatatan observasi. Ada juga ruang tunggu sasaran yang datang untuk lakukan pengecekan melalui pedulilindungi.id dan membagikan kertas kendali yang harus diisi.
Dari ruang tunggu, peserta menuju meja 1 menjalani skrining kesehatan dan dinyatakan layak atau tidak menerima vaksin, maka dapat langsung diberikan vaksin di meja tersebut. Petugas selanjutnya harus mengisi hasil dari skrining dan vaksinasi di kertas kendali.
Sementara di meja 2, petugas harus menginput kertas kendali ke dalam Pcare, observasi serta cetak kartu vaksinasi.
Andi Khaerul
Comment