BI Sebut Prokes Ketat dan Vaksinasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sulsel

Kepala BI Sulsel Budi Hanoto (BERITA.NEWS/Andi Khaerul)

BERITA.NEWS, Makassar – Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 ketat dan vaksinasi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan pada triwulan kedua tahun 2021.

Kepala BI Sulsel Budi Hanoto mengatakan setelah selama empat triwulan berturut-turut terkontraksi, ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan II berhasil tumbuh 7,66% (yoy), berada di atas pertumbuhan nasional yang tercatat 7,07% (yoy).

Menurutnya, capaian tersebut terutama dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang meningkat. Didukung oleh penyaluran stimulus program pemerintah dan relaksasi pembatasan fisik.

“Penerapan disiplin prokes, adaptasi kebiasaan yang lebih baik oleh masyarakat dan dunia usaha, serta upaya akselerasi vaksinasi mendukung peningkatan aktivitas ekonomi,” ucapnya, Jumat (6/8/2021).

Lebih lanjut, Budi juga mengatakan pertumbuhan yang tinggi tersebut juga dipengaruhi oleh faktor basis pertumbuhan ekonomi rendah (low base effect) pada triwulan II 2020 yang terkontraksi 3,87% sehingga turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan.

“Lapangan Usaha (LU) Transportasi dan Pergudangan, Perdagangan, dan Konstruksi merupakan kontributor utama perbaikan ekonomi. LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh mencapai 73,95% (yoy), seiring dengan aktivitas penumpang pesawat dan kapal laut yang meningkat,” ucapnya.

Perbaikan LU Perdagangan secara bertahap ditopang pemulihan segmen ritel serta peningkatan penjualan kendaraan seiring dengan penerapan stimulus PPnBM. Peningkatan Indeks Penjualan Riil (IPR), penggunaan listrik segmen bisnis dan industri, serta outstanding kredit modal kerja turut mengonfirmasi pemulihan LU Perdagangan.

“Adapun perbaikan LU Konstruksi ditopang oleh percepatan penyelesaian proyek strategis serta realisasi belanja pemerintah. Belanja modal pada periode laporan tercatat Rp544,08 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp259,47 miliar,” paparnya.

Dari sisi pengeluaran, kinerja konsumsi dan investasi menopang pemulihan. Kinerja positif konsumsi rumah tangga (7,55%; yoy) didukung oleh peningkatan income seiring dengan relaksasi pembatasan fisik, panen raya tabama, dan stimulus PEN.

Peningkatan konsumsi tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penyaluran kredit konsumsi yang tumbuh 38,08% dan 6,45%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 11,03% (yoy) dan 4,39% (yoy). Momen HBKN Ramadan dan Idulfitri turut mendukung pemulihan konsumsi.

Komponen konsumsi pemerintah tumbuh mencapai 17,68% (yoy) seiring dengan aktivitas kedinasan yang meningkat. Hal tersebut tercermin dari belanja pegawai APBD provinsi yang terealisasi 46,37%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi 39,55%.

  • Andi Khaerul

Comment