BERITA.NEWS, Makassar – Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) menyoroti aktivitas tambang galian C di Kabupaten Gowa. Dia menyebut mulai terjadi kerusakan sand pocket di areal cekdam Bendungan Bili-bili.
Hal itu diungkapkan NA usai melakukan peninjauan situasi Bendungan Bili-bili dan titik banjir di Kota Makassar melalui udara, Senin (28/12/2020). Melihat kondisi pasca hujan ekstrem yang terjadi sepekan terakhir dan berakibat banjir di beberapa titik di Kota Makassar.
Menurutnya, bangunan cekdam Bili-bili yang dibangun sejak 1992 tersebut berfungsi sebagai multi purpose atau multi guna. Pemanfaatannya, diprediksi bisa sampai seratus tahun. Namun, sudah mulai terlihat kerusakan.
“Nah kalau kita lihat di atas hampir semua sand pocket sudah rusak ya. Padahal ini adalah filter untuk sedimentasi menuju ke cekdam. Nah kita berharap sebenarnya ya penambangan di atas itu sudah harus dikendalikan ya,” ucapnya.
NA mengatakan, jika tidak ada normalisasi atau pembatasan aktivitas tambang, dikhawatirkan bisa terjadi kerusakan yang lebih luas.
“Karena kalau tidak, ya jangankan seratus tahun puluh tahun saja belum tentu cekdam Bili-bili ini bisa berfungsi normal ya. Oleh karena itu, mungkin memang harus ada kesepahaman langkah bersama untuk menyelamatkan,” tegasnya.
Selain itu, ancaman lain musim penghujan saat ini ada daerah aliran sungai (DAS) Jenelata yang juga bisa meningkatkan elevasi debit air.
“Karena terus terang ancaman baru kita ini adalah jenelata. Maka kita berharap Jenelata bisa lebih cepat lagi dibangun ya supaya betul-betul Makassar ini bisa ter-protect dengan baik,” pungkasnya.
– ANDI KHAERUL
Comment