Kasus DP Bisa Melebar, Terungkap Materi Rekaman Lain Singgung Gubernur Sulsel dan Pj Walikota

BERITA.NEWS, Makassar – Kasus dugaan pencemaran nama baik yang menjerat Moh Ramdhan Pomanto bisa makin melebar. Terbongkar, dalam satu file rekaman itu DP menyebut banyak nama tokoh yang ikut dituding.

Selain nama Mantan Wapres RI Jusuf Kalla, juga ada nama Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, dan PJ Walikota Rudy Djamaluddin ikut disebut dalam rekaman asli berdurasi 22.8 menit.

“Rekaman lengkap itu akan disita penyidik Direskrimsus Polda Sulsel, saat pemeriksaan saksi. Penyidik tentu membutuhkan bukti materil, dan kami berkewajiban menyiapkan, namun perlu surat sita bukti secara resmi,” kata kuasa hukum pelapor M Yusuf Gunco.

Gunco mengaku sudah mendengar langsung rekaman asli yang panjang. Dia membenarkan banyak hal dibicarakan, namun pihaknya fokus pada kasus pencemaran nama baik JK. “Kalau urusan nama baik pak gubernur dan pj walikota terserah pak polisi kembangkan. Kami tidak dalam kapasitas mengomentari itu,” bebernya.

Lanjutan kasus pencemaran nama baik JK ini menjadi atensi Polda Sulsel. Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam menyatakan penyelidikan laporan dugaan pencemaran nama baik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ini ditunda.

Merdisyam mengatakan, laporan yang dimasukkan tim hukum keluarga Jusuf Kalla itu sudah diterima penyidik, bahkan anak sulung JK, Solihan Kalla telah dimintai keterangan lanjutan, Senin (7/12/2020) pukul 16.00 wita. Solihin diperiksa selama 1.5 jam dan dicecar 18 pertanyaan.

“Ini semi agar  proses sidiknya tidak dikaitkan politik, maka agenda progressnya kita tunda dulu hingga selesai Pilkada,” kata Merdisyam dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/12/2020).

Terkait laporan klienya, Yusuf Gunco, mengatakan dasar laporannya merujuk pada UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Yugo, sapaan akrabnya pun berharap laporan ini diproses kepolisian untuk mengetahui maksud dan tujuannya. Apalagi, keluarga Jusuf Kalla keberatan dengan ucapan yang dilontarkan rekaman suara tersebut.  “Iya benar. Kami berharap laporan ini diproses,” ujar Gunco.

Baca Juga :  Deputi Imigrasi dan Pemasyarakatan Tinjau Program Pembinaan di Lapas Makassar

Dalam keterangan tertulisnya, Solihin Kalla, putra sulung dari Jusuf Kalla mengatakan bahwa ucapan dalam rekaman suara yang diduga Danny Pomanto itu sebagai fitnah kepada orangtuanya.

“Kami putra-putri Jusuf Kalla sangat keberatan dengan fitnah keji yang dituduhkan kepada orangtua kami dalam rekaman yang diduga suara Danny Pomanto,” demikian pernyataan Solihin.

Sementara dikonfirmasi terpisah, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyatakan, mengancam melaporkan Danny Pomanto jika benar dalam rekaman itu menyebutkan dirinya seperti yang ditudingkan. “Itu fitnah lagi”.

NA ingin melihat perkembangan kasus ini ke depan. Jika benar terungkap rekaman lain, maka dirinya tak segang melaporkan.

Sementara itu calon Wali Kota (Cawalkot) Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto sendiri telah  mengakui bahwa memang dirinya yang ada di dalam rekaman tersebut.

Minggu (6/12/2020), dia menegaskan dirinya adalah korban dari orang tidal bertanggungjawab merekam diam-diam pembicaraan.

“Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya. Dalam rumah saya orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu. Sebenarnya saya korban ini. Kenapa ada yang rekam dan sebar. Aneh,” ungkap Danny.

Mantan Wali Kota Makassar ini mengatakan, percakapan tersebut terjadi di kediamannya, Jalan Amirullah. Semata mata hanya percakapan politik biasa.

“Orang tanya bagaimana dampaknya dan saya terangkan tidak ada karena ini konstelasi nasional. Ini perbincangan pribadi, diskusi gitu,” tambahnya.

Danny mengaku dirugikan dengan penyebaran rekaman tersebut. Olehnya, tim hukum Paslon ADAMA ini akan melakukan tindakan lebih lanjut.

“Karena itu kan penyebaran dan saya merasa dirugikan. Kan saya dibenturkan dengan orang lain. Orang punya hak untuk punya pendapat dalam rumah saya sendiri, rumah saya itu,” ucapnya.

Comment