BERITA.NEWS, Makassar – Praktisi politik, Akbar Endra, menilai tren pergerakan Appi-Rahman semakin jelas menuju kemenangan Pilkada Makassar.
Ia ikut memberikan tanggapan atas survei elektabilitas empat pasangan calon (paslon) di Pemilihan Wali Kota Makassar 2020, dalam acara bincang politik, Sabtu (21/11/2020) malam di Wakop Sija Sawerigading.
Penilainnya ditujukan terkhusus bagi dua paslon yang kini bersaing ketat, yakni nomor urut 1, Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama) dan Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando (Appi-Rahman).
Menurut mantan Legislator Maros dua periode itu asal Partai Demokrat ini, survei tren kenaikan elektabilitas Appi-Rahman yang meroket dalam tiga bulan terakhir adalah tanda ‘bahaya’ bagi Adama yang notabene adalah Paslon petahana.
Ia menunjukan setiap bulannya Appi-Rahman terus naik trennya dan Adama cenderung terus menurun.
“Saya melihat paslon nomor dua ini bahaya kenaikan trennya bagi petahana. Sebab petahana kalau mau aman, logika survei mengatakan harus di posisi 60 persen ke atas, nah petahana yang satu ini (Adama) justru di bawah 40 persen dan cenderung terus turun trennya dalam banyak paparan survei yang ada,” kata Akbar.
Akbar meyakini, apa yang dikatakannya, adalah logika survei yang juga dipahami semua lembaga survei termasuk diantaranya, LSI Denny JA dan SMRC Saiful Mujani.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman Erwin Aksa menambahkan, lembaga survei internal tim Appi-Rahman dari Jakarta terus melakukan survei tiap pekannya. Hasilnya sangat menggembirakan. Pekan lalu sudah terjadi crossing. Artinya Appi-Rahman sudah melampaui Adama.
“Alhamdulillah, Ini menggembirakan hasil yang diraih Appi-Rahman dengan kerja-kerja Tim yang kian massif serta dukungan warga Makassar. Lembaga survei yang bekerja tiap pekannya melaporkan jika survei Appi-Rahman sudah melampaui paslon yang selama ini disebut-sebut unggul (Adama) “, jelas Erwin Aksa.
Akbar menambahkan, hampir semua lembaga survei juga meyakini bahwa data orang-orang atau pemilih yang belum menentukan pilihannya sudah pasti tidak memilih petahana.
“Lebih bahayanya lagi karena setiap lembaga survei punya data orang-orang yang belum menentukan pilihan. Nah mereka ini dalam logika survei sudah pasti tidak memilih petahana,” ujarnya yakin.
Akbar mencontohkan, hasil survei terbaru SSI yang dilakukan 1-8 November 2020, menempatkan elektabilitas Appi-Rahman di angka 30% atau terpaut hanya 8 persen dari top survei yang ditempati Adama yang memperoleh 38,05 persen.
Hasil survei tersebut undecided votersnya 8,78 persen, dan swing voters 30,98 persen.
Nah, tegas politisi Partai Demokrat itu, hasil survei SSI jika dibandingkan dengan hasil survei-survei sebelumnya, terlihat jelas tren Appi-Rahman terus naik dan Adama cenderung menurun.
“Hasil survei seperti ini juga banyak terjadi di Pilkada daerah lain. Misalnya DKI lalu yang unggul selalu Ahok, tapi yang menang adalah Anies-Sandi. Kunci kemenangan di Makassar ini adalah siapa yang bisa menguasai undecided voters. Maka Appi-Rahman kalau mau menang harus terus bergerak kesana supaya mereka memilihnya. Dan kelihatannya tim Appi-Rahman memang di jalur yang benar,” paparnya.(*)
Comment