BERITA.NEWS, Gowa – Penyaluran bantuan sosial selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Gowa mulai 4 hingga 17 Mei 2020 kemarin melebihi dari target yang sebelumnya ditetapkan.
Hal ini dengan merujuk pada data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Gowa, dimana target awal bantuan akan diberikan kepada 98.786 kepala keluarga (KK) yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebanyak 77.675 RT, dan 21.111 KK dari data terdampak Covid-19 yang tidak masuk dalam DTKS. Hanya saja selama berjalannya penyaluran dan dibukannya layanan call center pengaduan untuk mengcover masyarakat yang layak menerima bantuan tetapi belum terdaftar data penerima naik hingga 135.494 KK.
“Ada tambahan 36.708 KK yang merupakan masyarakat wajib penerima bantuan, apalagi saat dilaksanakannya PSBB,” kata Kepala Dinas Sosial, Syamsuddin Bidol, saat dikonfirmasi, Selasa (19/5).
Ia menyebutkan, bantuan yang disalurkan pun mulai dari bantuan pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Gowa. Antara lain, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui anggaran desa dan kelurahan, kemudian Paket Sembako Covid-19.
“Bantuan ini kita salurkan sebelum dan selama penerapan PSBB berlangsung. Ini telah menjadi instruksi Bapak Bupati Gowa agar kebutuhan masyarakat terpenuhi selama berada di rumah,” terangnya.
Menurutnya, bantuan sosial terutama paket sembako merupakan jaringan pengaman sosial yang diprioritaskan Pemkab Gowa selama penerapan PSBB. Hal ini karena menjadi dasar atau kebutuhan pokok masyarakat saat melakukan aktivitas dari rumah, terlebih lagi bagi mereka yang terkena dampak penyebaran pandemi Covid-19.
Lanjut Syamsuddin Bidol, untuk pengawasan penyaluran bantuan pun dijaga ketat tim gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri dengan melakukan sesuai protokol kesehatan. Sementara, untuk mekanisme penyalurannya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dari setiap bantuan yang ada.
Misalnya, pada penyaluran paket sembako mekanisme yang dilakukan yaitu Tim Gugus Tugas menyerahkan paket sembako sesuai data penerima ke masing-masing pemerintah setempat. Kemudian, pemerintah setempat dalam hal ini lurah/desa yang turun langsung memberikan ke penerima dengan didampingi langsung oleh babinsa dan babinkambtibmas di menjaga pendistribusian tidak menyebabkan kerumunan warga.
Pada proses penyalurannya pun telah dilakukan sesuai dengan data yang ada di lapangan sehingga dipastikan bantuan ini tepat sasaran. Hal ini dengan melihat saat penyaluran bantuan berlangsung beberapa masyarakat memilih mengembalikan bantuan dengan ikhlas karena menganggap tidak tepat sasaran.
Salah satunya, Alimin Ditung warga Desa Parigi, Kecamatan Tiggimoncong. Ia memilih mengembalikan sembako yang diterimanya untuk diberikan ke masyarakat lain yang lebih membutuhkan. Padahal ia tidak menerima bantuan apapun selain paket sembako tersebut.
“Alhamdulillah karena masih diberikan rezeki, biarpun saya miskin tapi masih banyak orang dibawah saya, jadi saya terima dulu bantuannya baru saya kembalikan untuk diberikan ke orang lain yang lebih membutuhkan,” katanya.
Terpisah Daeng Ngasseng, salah satu penerima manfaat mengaku sangat merasakan manfaat dari adanya bantuan tersebut. Di mana di tengah-tengah pandemi aktivitas sosial terkendala dan berimbas pada pendapatan ekonomi, tetapi dengan adanya bantuan sembako tersebut cukup memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
” Bersyukur sekali pasti karena dapat bantuan, artinya pemerintah bertanggung jawab selama PSBB ini untuk mencukupi kebutuhan pokok kita,” singkatnya.
- Putri
Comment