Akhirnya, Perahu Legendaris Padewakang Nur Al Marege Berlayar ke Negeri Saudaranya

Perahu Padewakang berlayar ke Australia. (BERITA.NEWS/IL).

Perahu Padewakang berlayar ke Australia. (BERITA.NEWS/IL).

ads

BERITA.NEWS, Bulukumba – Waktu yang dinantikan telah tiba. Meski molor dari jadwal selama sepekan, akhirnya perahu legendaris Padewakang Nur Al Marege akhirnya memulai pelayarannya menuju negeri saudaranya di Australia, Minggu (8/12/2019) di Makassar. 

Sebelum bertolak,  Padewakang  yang dibuat di Bantilang Tana Beru Bontobahari Kabupaten Bulukumba mendapatkan pembenahan di Makassar. Perahu yang populer pada abad ke 17 ini dilengkapi segala sesuatunya untuk mempermudah perjalanannya, seperti surat izin berlayar, termasuk menyiapkan bekal selama berlayar.

Padewakang Nur Al Marege yang berlayar atas nama cinta dan kerinduan ini diberangkatkan oleh 10 orang awak perahu. Mereka diperkirakan menempuh perjalanan selama sebulan lebih.  Kesepuluh orang tersebut adalah Basir, Abd. Muis, Anas, Dg. Nyarrang, Dg. Sewang, Fino, Naba, Guswan, Anton Dg. Tompo dan Horst H Liebner. 

Saat bertolak, di atas Padewakang yang berukuran 14,5x 4,2 meter itu nampak bendera Indonesia Sang Merah Putih berkibar di bagian belakang perahu, dan bendera suku Aborigin di tiang layar depan. 

Bupati AM Sukri Sappewali yang hadir menyaksikan peluncuran perahu pada bulan November lalu di Tana Beru menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Abu Hanifa yang memberikan kepercayaan kepada para Panrita Lopi Bulukumba untuk membuat perahu Padewakang.

Menurutnya, proyek tersebut menunjukkan eksistensi Bulukumba sebagai pusat pembuatan berbagai jenis perahu kayu. 

“Selamat atas peluncuran perahu ini. Kami mendoakan para awak diberikan kesehatan, keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT sampai di Australia,” pintanya.

Pimpinan Yayasan Abu Hanifah, Shaykh Wesam Chardawi saat peluncuran menuturkan, tujuan dari proyek ini untuk membangun kembali silsilah yang pernah ada di masa lalu antara suku Makassar dan Aborigin.

“Dulu orang Makassar sudah datang ke Australia membawa perahu Padewakang dan mereka bertemu dan berteman dengan suku asli Aborigin di sana, bahkan ada diantara mengikat hubungan dengan tali pernikahan,” katanya.

Orang-orang Aborigin, kata Wesam selalu berbicara tentang Makassar. Hubungan Makassar- Aborigin seperti cahaya yang tak pernah redup. 

“Kita adalah keluarga. Ketika berbicara tentang Makassar mereka selalu meneteskan air mata,” ungkap Wesam menggambarkan betapa orang Aborigin sangat menyukai orang Makassar.

  • IL

Comment