BERITA.NEWS, Jakarta – Brigadir AM ditetapkan sebagai tersangka kasus meninggalnya mahasiswa di Kendari pada demo berujung bentrok 26 September 2019. AM merupakan satu dari enam polisi yang sebelumnya berstatus terperiksa dan melanggar disiplin karena membawa senjata api pada saat mengamankan aksi.
“Iya benar (penetapan tersangka),” kata Kepala Sub Bidang Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Humas Polda Sultra, Kompol Dolfi Kumaseh dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (7/11), seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Belum ada keterangan detail dari polisi tentang peran AM atas meninggalnya Randi (21) maupun Muhammad Yusuf Kardawi (19) yang merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo tersebut.
Penetapan tersangka AM diketahui setelah beredar surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) dengan Nomor: B/129/XI/2019/Dit Reskrimum tertanggal November 2019. Surat tersebut ditujukan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra, beradar.
Dalam SPDP itu juga disebutkan, tersangka AM yang berprofesi sebagai anggota Polri disangkakan pasal 351 ayat 3 dan atau pasal 359 KUHP subsider pasal 360 ayat 1 dan ayat 2.
Namun SPDP ini belum ditandatangani oleh pejabat Polda Sultra meski terpampang jelas nama Direktur Resere dan Kriminal Umum (Ditreskrimum), Kombes Pol Asep Taufik selaku penyidik. Dolfi mengatakan kasus ini akan diumumkan secara resmi oleh Bareskrim Polri selaku pihak yang berwenang.
Sebelumnya, AM dan lima aggota Polri lainnya mendapat sanksi disiplin berupa penundaan gaji selama setahun, penundaan kenaikan pangkat selama setahun, penempatan di tempat khusus selama 21 hari.
AM sebelumnya memang diduga menjadi tersangka dalam kasus meninggalnya Randi. Sebab sebelumnya, kuasa hukum korban Sukdar menyebut, kasus tewasnya Randi sudah naik ke tahap penyidikan. Penyidikan dimaksud disertai dengan terbitnya SPDP ke Kejati Sultra.
Sedangkan kasus Yusuf, kata Sukdar, ditangani oleh Subdit II Direktorat Kriminal Umum Polda Sultra. Belum ada perkembangan berarti dari pengusutan tersebut.
Comment