Lomba Cipta Menu tingkat Kabupaten, KWT Bulukumba Hadirkan Menu Pangan Lokal

Wakil Bupati Bulukumba Baju Batik Corak Kuning Mencicipi Menu Makanan. (BERITA.NEWS/IL)

Wakil Bupati Bulukumba Baju Batik Corak Kuning Mencicipi Menu Makanan. (BERITA.NEWS/IL)

BERITA.NEWS, Bulukumba – Pangan merupakan komponen yang sangat penting untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu upaya penganekaragaman pangan menjadi sangat penting guna menyediakan pilihan pangan yang lebih beragam, khususnya yang berasal dari pangan lokal. Olehnya itu Dinas Ketahanan Pangan menggelar Festival Pangan Lokal dan Lomba Cipta Menu tingkat Kabupaten Bulukumba. Kedua rangkaian kegiatan ini menggunakan bahan konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).

Kegiatan ini memiliki 3 kategori lomba, yaitu Lomba Cipta Menu yang khusus diikuti oleh Kelompok Wanita Tani (KWT), Lomba Lunchbox, serta Lomba Pangan Komersil. Beragam pangan lokal seperti ubi, jagung menjadi bahan makanan yang ditampilkan. Misalnya beras jagung pulut diolah menjadi baje, nasi bakar, dan lemper. Ada singkong yang diolah menjadi kroket, putu mayang, dan brownies. Bahkan daun ubi pun dijadikan bahan makanan seperti lalapan urat daun ubi kayu, sedangkan ubinya dibuat menjadi lopisi ubi kayu aneka warna, dan songkolo lame aju.

Menu unik lainnya yang dilombakan yaitu, urap jantung pisang, nasi singkong pallu likku, kue dadar ubi, dan onde-onde berbahan jagung.

Ketua Panitia Ahmad Rizaldy Ihsan dalam laporannya menyampaikan bahwa maksud dari kegiatan tersebut untuk menumbuhkan minat masyarakat untuk mengolah potensi bahan pangan lokal menjadi pangan yang sehat dan aman dengan komposisi gizi yang seimbang, serta memberikan nilai ekonomis dan nilai tambah pengolahan dan pemanfaatan produk pangan lokal yang berkelanjutan.

“Selain itu kita ingin mendorong kreativitas dan inovasi dalam pengembangan olahan pangan lokal yang bernilai komersial,” ujar Ihsan saat pembukaan acara di Kantor Ketahanan Pangan, Kamis, 8 Agustus 2019

Lebih lanjut Ihsan mengutarakan, tim penilai dalam Festival Pangan Lokal B2SA serta Lomba Cipta Menu B2SA berjumlah lima orang yang terdiri dari 2 (dua) orang penilai dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, 1 (satu) orang penilai dari Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan serta 2 (dua) orang dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bulukumba.

Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto yang membuka acara menyampaikan pengantar bahwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, perubahan iklim sangat mempengaruhi budaya pertanian dan perkebunan yang ditandai dengan banyaknya kegagalan panen yang diakibatkan karena pengaruh elnino. Perubahan musim waktu tanam, lanjut Tomy telah membingungkan petani yang berdampak pada menurunnya produktifitas pertanian yang selama ini menjadi konsumsi utama masyarakat, khususnya padi.

Selain itu, revolusi hijau telah menghantarkan masyarakat untuk berpindah komoditi lokal selama ini, kemudian bergeser kepada konsumsi beras yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan. Padahal tanaman padi yang berada pada lahan basah tidak juga punya jaminan produksinya terus berhasil.

Selanjutnya, Tomy mengemukakan bahwa skala prioritas pemerintah pusat sampai daerah pada tahun 2020 adalah bagaimana mendorong dan mencegah stunting di setiap desa. Mencegah stunting ini, kata Tomy tidak hanya pada penyiapan susu dan penyiapan makanan bergizi, akan tetapi harus diselesaikan persoalan tersebut di bagian hulunya yaitu bagaimana memastikan kelompok wanita tani dan masyarakat mempergunakan lahannya untuk kepentingan pangan-pangan lokal.

Menurutnya adalah sebuah ironi bagi daerah, yang dari pegunungan sampai pada pesisir memiliki potensi pangan lokal, lalu kemudian masih ditemukan anak atau orang yang berbadan cebol (baca:stunting) dan masih ditemukan bayi-bayi yang kurang gizi.

“Kita berharap, potensi pangan-pangan lokal kita mampu menjadi komplementer dan penyeimbang dari konsumsi utama kita selama ini di Kabupaten Bulukumba yaitu beras,” pintanya.

  • IL

Comment